Lihat ke Halaman Asli

PAK Shoes

Ringan, Relevan, dan Refresh

Tanda Cinta dari Sidratul Muntaha

Diperbarui: 30 Januari 2025   18:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Susilo*)

Allah memerintahkan shalat kepada umat Muhammad, melalui peristiwa hebat Isra' Mi'raj, bukanlah untuk kepentingan-Nya, tapi semata semua untuk memenuhi hajat kebutuhan hamba-Nya. Hanya perintah Shalat yang diturunkan secara langsung tanpa perantara, maka ini menunjukkan bahwa shalat merupakan koneksi langsung antara hamba dengan Tuhannya. Shalat diturunkan dengan cara istimewa, sesungguhnya ada rahasia dibaliknya bahwa setiap yang mengamalkannya pun juga akan menjadi hamba yang istimewa. Shalat diturunkan dari tempat tertinggi dengan cara hebat, sejatinya Allah mendak meninggikan derajat setiap umat yang menegaknya. Perintah shalat diturunkan dengan peritiwa mukjizat yang penuh keajaiban, Allah menunjukkan setiap pelaku shalat adalah hamba yang akan mendapat keajaiban.

Shalat yang diperintahkan dengan cara khusus, atau spesial mungkin Allah memberikan petunjuk bahwa umat Nabi memiliki kekhususan. Maka membalas cinta-Nya dengan cinta menjadi sebuah keharusan, tegakkan dengan lapang dada hadiah spesial-Nya dengan mengamalkan secara khusus yaitu berjamaah di masjid, atau musholla.

isra' Mi'raj tak hanya tanda cinta Allah kepada hamba pilihan, Nabi mulia Muhammad SAW, tapi juga untuk umatnya. Namun terkadang kita tak mampu merasakannya. Peristiwa ini tak hanya untuk membahagiakan Nabi, tapi juga untuk seluruh umat yang mempercayai. isra' Mi'raj memberikan pelajaran cinta, kasih-sayang, dan kebahagiaan yang hanya bisa didapatkan jika kita cinta, dan menjalankan perintah yang diberikan.

Isra' Mi'raj adalah tanda cinta Allah, turun dari Sidratul Muntaha untuk Nabi dan umatnya. Nabi ditunjukkan penghuni surga, dan neraka, peristiwa masa depan, takdir Allah yang belum terjadi, tersimpan ibrah yang bernilai tinggi. Pengalaman Nabi ini menjadi pelajaran untuk seluruh umatnya untuk menerima takdir dengan rasa cinta, karena tak ada kejadian yang lepas dari tangan-Nya, dan tak ada ketetapan yang tiada hikmahnya. Siapa yang bisa menerima dengan suka cita, semua pemberian-Nya, apakah itu perintah, larangan, takdir baik pun juga takdir buruk, merekalah hamba yang layak mendapat anugerah keajaiban.

Isra' Mi'raj meberi teladan cinta masjid, Masjid al-Haram di Mekah, Masjid Nababi (Madinah) walau belum ada kala peristiwa hebat ini  terjadi. Masjid Al-Aqsho, yang disinggahi Nabi tercinta dan Nabi-nabi lain yang sangat banyak  jumlahnya. Pelajaran yang dapat kita petik dari sini adalah memberi petunjuk bahwa kemuliaan itu dianugerahkan kepada umat Muhammad yang senang mendatangi tampat-tempat mulia yaitu masjid, atau musholla.

Catatan kecil ini terinspirasi dari materi ceramah yang disampaikan oleh Ustadz Saifuddin (Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidz Al-Hikam) pada hari Rabu malam Kamis, 29 Rajab 1446 H / 29 Januari 2025 M, di Pondok Al-Hikam, Desa Plosokandang, Kecamatan Kedungwaru Tulungagung.

Wallahua'lam bis-shawwab...

*) Anggota SPK Tulungagung, Paksi Jatimpak.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline