Siang itu kira-kira jam 12.3o WIB, Heranto segera memutar roda kendaraannya, dan bergegas menuju titik lokasi dimana Si Bos menunggu. Sampai dilokasi penjemputan, ia segera turun dari mobil dan membuka pintu samping seraya mempersilahkan dengan menunduk, kode jari jempol diiringi senyum khasnya.
"Her, kita cari warung dulu ya. Udah laper banget nih..." Instruksi Si Bos setelah masuk dan nyaman duduknya.
"Iya Pak, siap. Mau makan dimana?" Jawab dan tanya Her memperjelas tugas.
"Warung makan yang terjamin halalnya Her, saya takut salah pilih disini infonya terkenal banyak warung yang menyajikan menu gak halal..." percakapan singkat tersebut sudah bisa memberi arah harus melaku kemana.
Heranto adalah sopir pribadi seorang pengusahan besar yang cukup terkenal karena kesuksesan usahanya, kekayaan hartanya, dan jaringan koneksinya yang luas. Karena baru tiga bulan bekerja, maka Heranto masih belum hafal betul akan kebiasaan Si Bos. Dalam hati Heranto bangga dengan Si Bos, beliau itu orang kaya, tapi urusan makanan selama ini memperhatikan banget jenis makanan yang dikonsumsi, sederhana,alami, dan mempertimbangkan kehalalannya.
Hari-hari berjalan seperti biasa, pagi sambil membersihkan kendaraan Si Bos, ia menunggu jadwal tugas akan mengantar kemana. Pulang tak tentu jamnya, karena full mengikuti kemana Si Bos saja agendanya. Begitulah rutinitas Si Her setiap hari.
"Bagaiman Pah kerja Si Her?" Tanya Istri Pak Kayana Susa.
"Bagus Mah, ia itu sopan, jujur dan disiplin..." Pak Yana memberikan penilaian atas kerja Heranto sopir barunya.
Suatu hari Heranto merasa kondisi fisiknya terasa drop, karena kecapekan, dan kondisi perabuhan iklim yang cukup drastis. Heranto mengajukan ijin kepada Pak Yana, syukur Beliau memberikan ijin untuk memulihkan fitalitas. Heranto diberi cuti istirahat sesuai dengan surat dari dokter yang ia sodorkan kepada Pak Bos.
Selama hari cuti dan memulihkan kesehatan diri, dan untuk menusir sepi Heranto memantau perkembangan informasi dunia luar melalui HP yang setia, dan sabar ketika ditanya. Fitalitas Heranto semakin membaik dan pada hari ketiga cutinya sudah terasa pulih seperti saat sehatnya. Malam itu ia begitu semangat untuk mempersiapkan esok pagi bersama terbit mentari bisa bekerja kembali.