Pada tahun 2020 kita dihadapkan dengan adanya virus korona yang memaksa kita untuk terus stay in home guna untuk mencegah penularan virus korona. Dengan masa pandemi itulah pendidikan mau tidak mau juga harus berjalan. Banyak guru mulai memutar otak/mencari cara untuk menyampaikan cara atau metode untuk bisa menyampaikan metode pembelajaran secara daring, tentu ini menjadi hal baru yang di lakukan oleh sebagian guru tersebut. Metode pembelajaran daring menggunaka google Meet, Google Class Rom dan ada juga yang merekam ketika guru menjelaskan kemudian rekaman dishare untuk bisa dilihat oleh peserta didik. Guru pun juga mengikuti berbagai kegiatan webbinar-webinar tentang stategi mengajar dimasa PJJ(Pembelajaran Jarak Jauh). Hal ini pun bukan hanya menjadikan masalah bagi guru saja tentu siswa yang menerima pembelajaranpun juga mengalami banyak masalah mulai dari borosnya kuota yang digunakan untuk mengikuti PJJ hingga keterbatasan sinyal bagi peserta didik yang rumahnya juh dari kota. Guru BK pun juga banyak mendapat laporan-laporan tentang kekurangaktifan peserta didik dalam mengikuti Pembelajaran Jarak Jauh. Dengan masalah yang sering terjadi itulah guru BK juga mulai memutar otak/mencari stategi untuk bisa membantu peserta didik untuk mengatasi masalahnya. Mulai dari melakukan Home Visit tentunya dengan protokol kesehatan yang ketat hingga melakukan konseling secara Daring. Dengan stategi itulah sedikit banyak guru bk mengetahui permasalahn-permasalahan yang dialami oleh peserta didik sehingga peserta bisa mengatasi masalahnya. Banyak juga curhatan-curhatan dari peserta didik yang dapat kami sampaikan kepada gurumata pelajaran sehingga tercapai titik tengah untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik.
Setelah masa pandemi berubah menjadi endemi sejak awal tahun 2022 kebiasaan kebiasaan baik yang sudah dilakukan oleh seorang guru dan peserta didik masih terjaga dengan baik. Peserta didik yang pada awal masuk sekolah hingga bisa masuk sekolah seperti biasa banyak sifat-sifat dari peserta didik yang mau tidak mau harus kita maklumi. diantaranya adalah sikap kurang percaya diri ketika harus berhadapan langsung dengan bapak atau ibu guru. Oleh sebab itu jarang sekali peserta didik yang mau datang langsung menemui guru BK untuk berkonsultasi atau ingin konseling secara langsung. Dengan masalah tadi maka guru bk dengan pengalaman mengahadapi masalah peserta didik di masa pandemi. Guru bk memanfaatkan media internet untuk bisa membantu permasalahan peserta didik yang lebih di kenal dengan istilah E-Konseling. Dengan berbagai alasan untuk menunjang keefisienan waktu antara konselor dan konseli maka dibutuhkan tehknologi dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling yang dinamakan e konseling, dimana dalam pelaksanaanya e konseling ini tidak dibatasi waktu dan tempat karena konselor dan konseli tidak harus bertemu tatap muka secara langsung. Meskipun dalam pelaksanaan e konseling ini tidak mempertemukan secara langsung antara konselor dan konseli, pelaksanaan e konseling ini cukup efektif dalam membantu menyelesaikan permasalahan konseli. Guru Bk juga bisa menyampaikan banyak informasi melalui media sosialdiantaranya IG, FACEBOOK dan TIKTOK yang ternyata lebih menarik bagi peserta didik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H