Lihat ke Halaman Asli

susilo ahmadi

sekedar menyalur hobi menulis

Pengalaman Emak Mendapatkan BPUM (II): Lebih Parah!

Diperbarui: 5 Agustus 2021   06:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Sudah berpekan-pekan lalu istri selalu menyuruh saya untuk mengecek bantuan BPUM emak tahap II di web bank BRI. Berkaca pengalaman yang kurang menyenangkan pada BPUM I maka saya hanya mengiyakannya saja lalu melupakannya. Akan tetapi rupa-rupanya istri adalah pejuang yang pantang menyerah. 

Dibombardir permintaan istri akhirnya akhir Juli lalu saya pun mengecek apakah emak menerima bantuan BPUM II atau tidak. Ternyata syukurlah emak masih mendapatkan bantuan walaupun jumlahnya hanya separuh dari yang pertama yaitu sekitar Rp 1,2 juta. 

Lumayanlah buat bantuan usaha di tengah keadaan yang makin sulit begini. Berbeda dengan sebelumnya, untuk pencairan BPUM II ini diharuskan mendaftar antrian OL. 

Saya klik dan terlihat sebagian besar jadwal sudah penuh hingga saya mendapatkan 10 hari kemudian pada tanggal 3 Agustus. Saya simpan kode booking ke dalam hape. Di situ saya cuma diharuskan membawa fotocopy KTP dan aslinya. 

Tanggal 3 Agustus saya berangkat pagi-pagi ke bank BRI dengan harapan masih belum antri. Di depan pintu saya berikan kode booking sama pak SATPAM. 

Saya kemudian diberi 2 lembar surat yang harus diisi dan yang mengagetkan adalah ternyata saya masih harus mencari SURAT KETERANGAN USAHA ke kantor desa dan semua dokumen boleh diberikan besok, dan bukan hari itu! Asumsi saya BPUM II ini hanyalah lanjutan dari BPUM I tetapi yang saya tangkap ini seperti sebuah program tersendiri. 

Saya bertanya lagi kepada pak SATPAM dan dijawab bila semua dokumen harus lengkap seperti pada BPUM I! Jadilah lagi-lagi antri di kantor desa buat SURAT KETERANGAN USAHA (SKU). Kalau saya lihat SKU dari kantor desa ini lebih sederhana dari BPKM yang sudah saya miliki. 

Tidak ada pengkategorian jenis usaha misalnya. Akan tetapi seperti kata babe Cabita, ah sudahlah... Yang penting dokumen saya lengkapi. Masa bodo mau seperti apa birokrasi negeri ini yang makin hari makin tak membaik jua. 

Kalau dipikir-pikir mengurus apa sih yang tidak ruwet di negeri wakanda ini? Jam 10.00 SKU baru kelar dan kami, saya dan emak, pulang.

Tanggal 4 Agustus jam 8 kami sudah berangkat tetapi mampir dulu ke toko fotocopy buat fotocopy buku tabungan dan buat foto warna ibu lagi mejeng di tempat budidaya jamurnya. Setengah jam sendiri nungguin simasnya edit sana sini yang seperti kurang terampil. 

Pukul 8.30 baru kelar akhirnya kami berangkat ke BRI buat menyerahkan semua dokumennya dan mulailah proses antri. Saya kira mungkin pukul 10 kami bisa pulang. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline