Gambar: Shutterstock.
Malam ini terasa senyap. Beda dengan kemarin malam ketika takbir terus berkumandang dari datangnya Maghrib hingga tadi pagi. Akhirnya Idul Fitri telah tiba. Ada perasaan senang bercampur sedih menggumpal terasa di dalam dada. Senang karena telah berhasil menyelesaikan puasa selama 30 hari walaupun perkara akan diterima atau tidak semua saya serahkan kepada Allah sepenuhnya.
Sedih karena berarti harus meninggalkan Ramadhan bulan yang paling istimewa. Boleh dikatakan Ramadhan adalah bulan terbaik untuk beribadah apapun karena suasananya yang sangat kondusif.
Mau berpuasa, membaca Alquran, shalat tarawih, atau yang lainnya terasa sangat enteng. Beda dengan bulan-bulan lain contoh Sya'ban yang menurut saya untuk berpuasa sunnah sehari saja sangat susah.
Mau bangun untuk makan sahur sebelum subuh sangat berat. Mungkin karena bangunnya cuma sendirian, beda dengan saat Ramadhan bangun untuk makan sahur bareng-bareng orang serumah bahkan kadang masih dibangunkan oleh tetangga atau warga kampung lainnya.
Shalat Tarawih puluhan raqaat juga sama sekali tak terasa sebagai sebuah beban sementara mau shalat witir 3 raqaat saja usai shalat Isya' di luar Ramadhan butuh perjuangan ekstra.
Hanya bisa berharap semoga masih diberikan kesempatan sekali lagi agar bisa menemui Ramadhan tahun depan dan sekaligus kekuatan serta kesehatan untuk terus memperbanyak ibadah di dalamnya.
Hari raya Idul Fitri adalah momen spesial di bulan Syawal. Setelah semua dosa kita kepada Allah telah diampuni di bulan Ramadhan kini tiba saatnya kita mengurangi jatah dosa kepada sesama manusia.
Boleh dikatakan menghapus dosa kepada Allah jauh lebih mudah dibandingkan dosa kepada sesama mahluk-Nya. Menghapus dosa kepada Allah cukup dengan bertaubat nasuha sementara dosa kepada mahluk-Nya tidak cukup hanya dengan bertaubat tetapi harus diiringi dengan meminta maaf langsung kepada orang yang bersangkutan.
Selama yang bersangkutan belum ridho memaafkan maka selama itu pulalah dosa kita kepadanya belum terhapuskan. Jadi intinya jangan pernah sekalipun menganggap remeh dosa kepada anak adam ini.