Perkembangan globalisasi bukan hanya berdampak positif bagi kemajuan di ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga berdampak negatif terhadap moral setiap individu. Teknologi yang sudah maju saat ini membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat dikerjakan karena bantuan teknologi yang canggih.
AI dapat mengenali pola dalam data kompleks dan mempelajari hasilnya untuk mencapai tujuan melalui adaptasi yang fleksibel. Saat ini, pengelolaan sampah menjadi isu yang ramai, terutama dengan pertumbuhan populasi yang terus meningkat dan peningkatan penggunaan produk konsumen. Sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi masalah lingkungan dan kesehatan yang serius.
Kini, Para Mahasiswa bahkan pelajar SMA sudah mencoba menciptakan mesin sampah yang canggih. Mesin ini bermula dari keresahan mereka terkait permasalahan sampah yang ada di mana-mana. Adapun cara kerja mesin ini, sampah akan dimasukkan ke dalam lubang pemilah, nanti mesin akan mendeteksi sampah yang masuk. Setelah diketahui jenisnya, sampah tersebut akan dimasukkan ke tong yang sesuai dengan kategorinya.
Tidak hanya itu, teknologi AI bisa dapat digunakan dalam perencanaan lingkungan, pengambilan keputusan dan pengelolaan sehingga dapat menjaga kualitas ekosistem. Lalu, Kemajuan teknologi internet perlu di imbangi dengan wawasan dan nalar berpikir kritis yang benar agar berita kebohongan dapat dihindari. Salah satu argumen yang menjadi dasar pentingnya membangun nalar kritis adalah banyaknya berseliweran berita yang belum jelas kebenarannya melalui media.
Akses pengetahuan/ informasi dalam masyarakat seperti saat ini memungkinkan masyarakat menerima informasi secara cepat. Tidak hanya itu, teknologi AI digunakan dalam perencanaan lingkungan, pengambilan keputusan dan pengelolaan algoritma otomatis sehingga dapat menjaga kualitas ekosistem.
Dalam kesimpulannya, teknologi AI memiliki potensi dalam pengelolaan sampah. Penggunaan teknologi AI dapat membantu pengumpulan dan pemilahan sampah, pengelolaan TPA, dan pemrosesan limbah secara lebih efisien dan efektif. Namun, untuk mengimplementasikannya, dibutuhkan investasi besar dan kerjasama yang kuat antara pemerintah, pengelola sampah, dan masyarakat.
SUSILAWATI,Mahasiswa Teknik Elektro Universitas Airlangga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H