Dua hari berturut turut saya kedatangan pasien hamil umur 14 tahun. Tidak terlalu kaget karena kejadian ini sudah cukup sering terjadi di kota kecil tempat saya bertugas. Saya tinggal di Kabupaten Landak Kalimantan Barat yang merupakan kota kecil jauh dari hiruk pikuk keramaian kota tetapi dengan angka kehamilan remaja yang sangat tinggi bahkan kalau dibandingkan dengan tempat kerja saya sebelumnya di Kota Semarang.
Apa yang sebetulnya terjadi? Kenapa begitu banyak anak remaja di kota ini yang hamil? Salah satu faktor penunjang adalah tidak adanya role model yang bisa mereka jadi panutan. Sistem sosial yang sudah agak longgar menganggap kehamilan di luar nikah adalah hal yang biasa, bahkan ketika saya bertanya kenapa 14 tahun sudah hamil? Bukankah harusnya masih sekolah? Ibunya yang ikut mengantar periksa dengan pasrah menjawab, "Sudah ketemu jodohnya bu dokter."
Banyak dampak yang ditimbulkan dari kehamilan remaja. Kehamilan pada remaja adalah kehamilan yang tidak diinginkan dan terjadi diluar pernikahan tentunya. Maka anak yang lahir dari kehamilan remaja biasanya tumbuh dalam kondisi kurang kasih sayang karena ibunya masih terlalu kecil untuk menjadi ibu dan tidak ada sosok ayah karena banyak yang akhirnya Sang Pria yang menghamili tidak bertanggung Jawab. Ibu yang masih belum siap secara fisik maupun mental membuat angka kejadian depresi pasca persalinan meningkat tajam.
Kehamilan remaja membuat angka putus sekolah meningkat, tingkat pendidikan yang rendah sehingga tidak bisa mencari pekerjaan yang baik dan pada akhirnya menciptakan generasi dengan kemampuan sosial ekonomi yang rendah. Jadi bukan cuma kehamilan saja yang bermasalah, tetapi efek jangka panjangnya pun bermasalah juga.
Dari segi kesehatan, kehamilan remaja ini merupakan kehamilan risiko tinggi, angka kejadian preeklampsia akan meningkat menambah risiko terjadinya kematian ibu. Bayi yang dilahirkan dari kehamilan remaja biasanya mempunyai berat badan lahir rendah karena selama kehamilan jarang melakukan antenatal care.
Apa yang harus dilakukan agar tidak ada lagi kehamilan remaja? Yang pertama pendekatan agama. Dengan pemahaman agama yang baik maka anak remaja akan mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Kedua, konseling tentang bahaya seks bebas dan dampak negatif kehamilan remaja harus dilakukan secara rutin, saya rasa bisa mengurangi angka kejadian hamil pada remaja. Ketiga pendekatan keluarga, tingkatkan interaksi orangtua dan anak sehingga orangtua selalu tahu apa yang dikerjakan anaknya.
Perlukah pendidikan kontrasepsi pada remaja? Tentu menjadi hal dilematis, ada yang setuju dan pasti banyak juga yang tidak setuju. Pendidikan kontrasepsi seakan-akan memperbolehkan seks diluar nikah tetapi dengan pendidikan kontrasepsi para remaja paling tidak mengetahui cara mencegah kehamilan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI