Lihat ke Halaman Asli

Jangan Samakan Berjilbab dengan Sikap

Diperbarui: 30 April 2017   16:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Assalamualaikum WR.WB

Berbicara tentang berjilbab dengan sikap, ini sedikit agak sensitif ya. Karena kebanyakan orang menyamakaan kedua masalah tersebut. Ini sangatlah tidak logis, orang banyak mengatakan percuma berjilbab tapi sikap nya tidak baik. Yaampun, tega sekali mereka mengatakan hal seperti itu, sedangakan mereka tidak berpikir bahwa keduanya itu sangatlah berbeda dan tidak bisa dibanding-bandingkan. Karena dalam kajian agama islam, berjilbab itu adalah kewajiban bagi setiap wanita muslimah terlebih jika ia sudah baligh, tidak ada toleransi didalamnya. Karena itu juga sangat menguntungkan bagi si pemakai maupun orang banyak. mengapa begitu? Karena si pemakai akan mendapatkan perlindungan dari jilbab tersebut dari godaan-godaan lelaki, dan orang pun juga tidak akan berdosa jika melihatnya sebab auratnya tidak terlihat.wanita yang memakai jilbab, dapat menunjukkan sebuah identitas bagi seorang muslimah dan juga dapat membedakan kita dengan orang-orang kafir. Dalam al-quran sangat jelas Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, Anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka”, yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu, dan Allah maha pengampun lagi mahaa penyayang. (Q.S.Al-ahzaab:59).Dari hal itu kita sudah dapat menilai, untuk apa sih berjilbab.

Lain halnya dengan sikap yang dibanding-bandingkan dengan jilbab, sikap itu adalah suatu perasaan yang dimiliki oleh seorang individu yang mendorongnya untuk bertingkah laku, baik atau buruknya itu tergantung pada diri masing-masing. Semua hal itu tidak ada kaitannya dengan memakai jilbab, karena yang berjilbab belum tentu sikap nya baik, tetapi yang sikapnya baik sudah pasti dia berjilbab. Namun dalam masyarakat luas sudah sangat umum jika hal itu terjadi, kebanyakan dari mereka berpikiran bahwa seorang wanita yang berjilbab tapi sikapnya tidak baik, pasti jilbab itu hanya menutupi kekurangannya saja atau menutupi kelakuan buruk yang dimiliki si pemakai jilbab. Sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dari ‘Aisyah, “Hai Asmaa! Sesungguhnya perempuan itu apabila telah dewasa/sampai umur, maka tidak patut menampakkan sesuatu dari dirinya melainkan ini dan ini.”Rasulullah SAW berkata sambil menunjukkan muka dan kedua telapak tangan hingga pergelangan tangan sendiri.

Sangat disayangkan sekali, jika orang-orang yang diluar sana masih banyak yang mengatakan hal yang sedemikian itu. Karena menjalankan perintah Allah SWT itu adalah kewajiban bagi setiap muslim. Kebayang dong, kalau kita diposisi mereka, bagaimana perasaannya. Mereka hanya menjalankan satu dari sekian banyak perintah Allah SWT. Hanya perkara mudah, tapi jika sudah berlarut-larut dalam kesalahpahaman ini, membuat efek yang negatif juga bagi wanita muslimah yang memakai jilbab tersebut. Misalnya, karena terlalu banyak hujatan di sana-sini, terlebih lagi jika yang menghujatnya itu adalah orang-orang terdekatnya maka si wanita muslimah ini akan sangat mudah untuk melepas jilbabnya jika ia tidak tahan lagi dengan hujatan-hujatan itu. Hal itu kan malah lebih tidak baik lagi ketimbang memakai jilbab tapi sikap nya belum baik, secara tidak langsung juga akan menambah dosa bagi si penghujat dua kali lipat lagi, yang pertama dosa dari menghujat orang dan yang kedua dosa dari menghasut orang untuk tidak menjalankan perintah Allah SWT. Sikap yang tidak baik itu bisa saja diperbaiki atau diubah dengan yang lebih baik agar lebih pantas dan menghindari hujatan-hujatan dari orang lain. Ini adalah urusan individu dengan sang pencipta-Nya jangan terlalu banyak mengomentari hidup orang, boleh memberikan kritik atau saran, tetapi sebaiknya dengan kata-kata yang pantas dan tidak menyakiti hati orang.

Wanita muslim yang memakai jilbab juga harus selektif untuk menjaga jilbabnya, jangan hanya hujatan-hujatan yang tidak masuk diakal itu membuat dirinya goyah untuk melepas jilbabnya. Kita sebagai wanita muslim, juga harus punya komitmen yang kuat, kita memakai jilbab untuk apa? Apa karena malu saja, karena di sekeliling kita memakai jilbab atau memang kita menyadari bahwa memakai jilbab itu adalah perintah dari Allah SWT?

Bagaimana dengan saya yang masih banyak dosa dan kekurangan-kekurangan yang saya lakukan dimasa hidup saya ini, dosa yang tak bisa dihitung jumlahnya bagaikan buih dilautan, bagaikan pasir dipantai. Tapi Allah menutupi itu semua. Bagaimana bisa seperti itu, sampai saya menyadari bahwa seberapa besar pun dosa kita, ingatlah bahwa Allah Maha Pengampun. Meminta ampunlah kepada-Nya. Bahkan Ia sudah sangat senang jika hambanya mau meminta ampun kepada-Nya.

Sekalipun saya belum pernah menerima hujatan yang seperti itu, tetapi saya merasakan apa yang dirasakan oleh saudara-saudara wanita muslimah saya yang pernah dihujat. Sebaiknya kita juga harus membenah diri atau memperbaiki diri dan meluruskan apa sebenarnya niat dan tujuan kita untuk memakai jilbab, agar kita juga merasakan nikmatnya menjalankan perintah Allah itu. Agar Allah pun tidak murka kepada kita.

Biarkan mereka berkata apapun tentang kita, toh mereka tidak tahu semuanya tentang diri kita. Mereka hanya melihat kita dari sisi buruk atau dari covernya saja. Tidak perlu menjelaskan kepada mereka satu persatu, itu hanya membuang-buang waktu saja. Jika mereka bijak dan tahu betul tentang diri kita, mereka tidak akan melakukan hal yang sedemikian. Orang yang tidak menyukai kita, bagaimana pun kita bersikap baik, pasti dia akan menilai kita tidak baik juga, tetapi orang yang menyukai kita dia tidak akan butuh penjelasan apapun, karena dia tahu betul kita sebenarnya seperti apa, ada pepatah yang mengatakan “sepuluh orang menyukai kita, seratus orang yang membenci kita”.

Maka dari itu kita sebagai wanita muslim, marilah bersama-sama untuk memperbaiki diri dan lebih membenah diri, agar kita bisa menjadi orang yang lebih baik lagi.

Sekian dari saya, jika ada kata-kata yang menyinggung perasaan, saya mohon maaf sebesar-besarnya. Karena saya juga masih belajar, mohon komentar dan sarannya bagi akhi dan ukhti sekalian. Hadist Rasulullah SAW “jangan lihat siapa yang menyampaikannya tapi lihat apa yang disampaikannya”. Semoga kita semua diridhoi oleh Allah SWT. Amin Ya Robbal Alamin. Assalamualaikum WR.WB.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline