Ing Ngarso sung Tulodho (di depan menjadi teladan), Ing Madya Mangun Karsa (di tengah membangun motivasi), tut wuri handayani (di belakang memberi dorongan)
Kemajuan teknologi yang begitu pesat, memberi sumbangsih besar terhadap perubahan dunia pendidikan tak hanya di Indonesia namun di seluruh dunia. Dunia pendidikan diharuskan beradaptasi dengan berkembang pesatnya teknologi. Segala aspek dunia pendidikan bereformasi dari konsep dan sistem konvensonal bermetamorfosa menjadi sistem digital.
Jauh sebelum perkembangan dunia teknologi, dunia pendidikan telah memiliki konsep dasar yang telah dijalankan secara jelas. Dimana konsep pendidikan tersebut sebagaimana telah dicanangkan oleh Bapak Pendidikan Indonesia yaitu Ki Hajar Dewantara, melalui Taman Siswa beliau berjuangan mencerdaskan bangsa ini.
Guru sebagai pendidik memiliki tanggung jawab dalam mengelola proses pembelajan. setelah sekian lama guru menjadi centre learning kini dituntut untuk lebih mampu mengembangkan kemampuan peserta didiknya, sehingga posisi guru yang awalnya sepagai tokoh utama dalam proses belajar, diharapkan bisa juga bergeser menjadi partner belajar bagi peserta didiknya. Konsep pendidikan modern mengharuskan peserta didik lebih mampu mengembangkan potensi diri, memilih dan menentukan pola belajar sendiri, yang tentu dengan ini diharapkan peserta didik akan lebih bisa mencapai keberhasilannya dalam belajar dengan cara yang ia minati, dengan demikian peserta didik dapat menjalankan proses belajar lebih bersemangat dan menyenangkan.
Pertanyaan kemudian muncul, bagaimana posisi guru dengan kondisi belajar yang semakin berpusat kepada peserta didik. Masihkan keberadaan seorang guru tetap penting dalam proses belajar dengan peserta didiknya.
Berkaca dari konsep trilogy pendidikan yang dicanangkan oleh Ki Hajar Dewantara, Ing Ngarso sung Tulodho (di depan menjadi teladan), selama ini guru posisinya selalu di depan menjadi centre learning, masihkan hal ini diperlukan ? jawabannya tentu saja masih, meskipun posisi ini tidak lagi harus berjalan secara meyeluruh dan penuh dalam proses belajar, namun posisi ini tentu dalam kondisi dan waktu -waktu tertentu masih harus dilakukan ketika guru menjadi guide of class.
Ing Madya Mangun Karsa (di tengah membangun motivasi), pada konsep ini seorang guru harus memposisikan dirinya menjadi partner belajar peserta didik. Dimana seorang guru menjadi bagian dari proses belajar namun tidak menjadi centre, sehingga siswa lebih mampu memunculkan potensinya dan guru hanya memdampingi.
Tut wuri handayani (di belakang memberi dorongan, pada konsep ini seorang guru bertindak sebagai motivator, pegawas sekaligus menilai hasil belajar peserta didik.
Maka bila dilihat pada kondisi dunia pendidikan kita saat ini, dimana dunia pendidikan kita kita telah berada pada era society 5.0 yang berbasis digytal learning, bahwa konsep trilogy pendidikan yang dicanangkan oleh Ki Hajar Dewantara masih sangat relevan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H