Hallo Kompasioner, apa kabarnya sekarang? Masih puasa kah?? Bagaimana dengan buah hatinya? Sudah mulai berpuasa tetapi rewel kah atau menangis pada awal belajar puasanya?
Berpuasa Bulan Ramadan merupakan amalan yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam selama satu bulan secara penuh. Meskipun terdapat rukhsah (keringanan) untuk pada kondisi tertentu, misalnya melahirkan, menyusui, sakit, dalam perjalanan dan masih anak-anak.
Walaupun anak-anak (belum baligh) tidak termasuk dalam kategori diwajibkan untuk berpuasa Ramadan, namun berlatih sejak dini bagi si kecil untuk berpuasa akan menguatkan karakter positif baginya. Anak berumur 6-7 tahun hendaknya sudah dilatih dan diberikan pendidikan dini berpuasa, ini sebagai bentuk untuk menguatkan pondasi keimanan sejak awal, seperti berlatih melaksanakan ibadah salat dan puasa.
Kompasioner yang budiman, ini beberapa Tips edukasi dalam proses belajar anak agar tetap gembira melaksanakan puasa;
Pertama, berlatih sahur. Hal paling sulit pada awal berlatih puasa bagi anak biasanya adalah membangunkan anak untuk makan sahur. Jika anak sangat sulit dibangunkan, kompasioner bisa menuntun atau menggendongnya untuk mencuci atau mengelap muka dan menyuapinya atau membiarkannya makan sendiri. Makanan sahur yang disediakan diusahakan adalah makanan kesukaannya, misalnya roti, cereal, susu, buah, nugget, dan sebagainya.
Kedua, anak jangan terlalu dipaksa. Jika pada hari pertama puasa, anak sudah rewel di tengah hari, maka izinkan untuk berbuka, dan lanjutkan kembali puasanya. Anak bisa berpuasa setengah hari dan besoknya bisa di tingkatkan sampai sore dan seterusnya sampai anak mampu puasa sampai datang waktu berbuka.
Ketiga, alihkan perhatian. Dalam keseharian pasti anak-anak akan bosan jika tidak memiliki aktivitas yang menarik. Jika bersekolah tentu anak memiliki aktivitas, namun jika seharian di rumah saja maka kompasioner perlu membuat aktivitas yang menarik dan mendidik.
Saat ini dunia teknologi dan anak-anak memang sangat dekat dengan gadget, nah, agar tidak seharian penuh hanya bermain gadget, kompasioner bisa mengalihkan pada kegiatan lainnya, seperti memasak takjil bersama, membuat keterampilan, atau berkemah di teras rumah, atau memberikan buku-buku menarik (komik anak, buku cerita, kisah nabi, dan sebagainya) untuk di baca atau di dongengkan kepada anak sehingga perhatiannya teralihkan dari beratnya berpuasa yang baru mulai dijalaninya.
Keempat, mengajaknya salat bersama/ berjamaah, baik di musala/masjid atau di rumah. Salat tarawih berjamaah di masjid dan berjumpa dengan anak kecil lainnya, bertemu dengan orang banyak menjadikan pengalaman belajar anak untuk berinteraksi dengan orang lain. Yuk! Ajak anak-anak mencintai masjid ya kompasioner.....
Kelima, memberikan hadiah, jika anak berhasil menyelesaikan puasanya maka kompasioner bisa memberikan hadiah kepada anak. Hadiah di sini dapat berupa pujian, atau menempelkan bintang pada dinding kamarnya, atau memberikan benda-benda tertentu yang disukainya (pensil lucu, topi, bunga, bola, makanan kesukaan). Hal ini untuk mendidik anak pada menghargai jerih payah, dan sesuatu yang baik itu membuat bahagia dan mengeratkan rasa kasih sayang dan cinta pada keluarga. Hadiah ini hanya sebagai penarik minat diawal saja lama kelamaan kalau sudah menjjadi kebiasaan maka hadiah bukanlah hal yang utama bagi anak.