Film merupakan medium yang mampu menghadirkan cerita-cerita yang menyentuh hati dan menginspirasi pemirsa dengan cara yang unik. Dua film yang sangat menonjol dalam hal ini adalah "Grave of the Fireflies" dan "The Boy in the Striped Pyjamas". Meskipun keduanya berasal dari latar belakang yang berbeda, salah satunya adalah anime dan yang lainnya adalah film live-action, keduanya menggambarkan sisi kemanusiaan yang teramat dalam melalui sudut pandang anak-anak dalam masa-masa sulit. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi perbedaan dan kesamaan emosional yang terkandung dalam kedua film ini.
"Grave of the Fireflies" adalah sebuah anime karya Studio Ghibli yang disutradarai oleh Isao Takahata. Film ini mengisahkan kisah dua saudara, Seita dan Setsuko, yang berjuang untuk bertahan hidup selama periode Perang Dunia II di Jepang. Di sisi lain, "The Boy in the Striped Pyjamas" adalah film adaptasi dari novel dengan judul yang sama karya John Boyne, yang menceritakan persahabatan antara Bruno, seorang anak laki-laki Jerman, dan Shmuel, seorang anak laki-laki Yahudi yang tinggal di seberang kamp konsentrasi selama Perang Dunia II.
Kedua film ini menggambarkan dampak langsung dari perang terhadap kehidupan anak-anak, yang secara tidak adil terperangkap dalam dunia dewasa. "Grave of the Fireflies" menyoroti kehidupan sulit yang dihadapi oleh Seita dan Setsuko setelah kematian ibu mereka dalam serangan bom. Mereka harus berjuang untuk mencari makanan dan tempat berlindung di tengah kekacauan perang yang melanda Jepang. Di sisi lain, "The Boy in the Striped Pyjamas" menampilkan isolasi dan kebingungan Bruno ketika dia menemukan bahwa ayahnya adalah seorang komandan dalam kamp konsentrasi dan dia berusaha untuk memahami dunia yang mengerikan di seberang pagar.
Perbedaan mencolok antara kedua film ini terletak pada gaya visual dan naratif yang digunakan. "Grave of the Fireflies" menggunakan animasi yang indah namun penuh dengan nuansa kelam, dengan detail yang menggambarkan penderitaan dan keputusasaan yang dialami oleh karakter-karakternya. Sementara itu, "The Boy in the Striped Pyjamas" menggunakan gambar yang nyata, menampilkan lanskap yang luas dari kamp konsentrasi dan desa Jerman yang indah, yang menambahkan kedalaman emosional pada naratifnya.
Salah satu kekuatan utama dari kedua film ini adalah pengembangan karakter dan hubungan yang kuat antara mereka. Dalam "Grave of the Fireflies", kita melihat perubahan dramatis dalam hubungan antara Seita dan Setsuko seiring dengan bertambahnya kesulitan yang mereka hadapi. Dari awal film, Seita bertindak sebagai figur perlindungan bagi adiknya. Sementara itu, dalam "The Boy in the Striped Pyjamas", persahabatan yang terjalin antara Bruno dan Shmuel di tengah situasi yang mengerikan menggambarkan bahwa persahabatan dan kebaikan dapat ditemukan bahkan di tempat-tempat yang paling gelap.
Meskipun "Grave of the Fireflies" dan "The Boy in the Striped Pyjamas" berasal dari latar belakang yang berbeda, keduanya berhasil menarik perhatian penonton dengan cara yang sama melalui emosi yang kuat dan menyentuh hati. Kedua film ini mengingatkan kita akan kekuatan kemanusiaan dalam menghadapi penderitaan dan kekejaman perang, serta pentingnya empati dan pengorbanan dalam hubungan antarmanusia. Dalam dunia yang sering kali penuh dengan kebencian dan ketidakadilan, film-film ini memberikan pesan universal tentang harapan, persahabatan, dan cinta yang tetap abadi di tengah-tengah kegelapan. Berikut adalah perbandingan antara film The Grave of the Fireflies dengan film The Boy in the Striped Pyjamas.
Persamaan
Kedua film ini mengambil sudut pandang anak-anak sebagai narator utama. Mereka menyoroti ketidakberdayaan dan kepolosan anak-anak dalam menghadapi kekerasan dan kekejaman perang. Baik "The Grave of the Fireflies" maupun "The Boy in the Striped Pyjamas" menyoroti dampak yang mendalam dari perang pada kehidupan sehari-hari dan hubungan antara karakter-karakter utamanya. Kedua film mengeksplorasi tema kehilangan dan kematian dengan cara yang sangat emosional. Mereka menggambarkan penderitaan dan kesedihan yang dialami karakter-karakter utama karena kehilangan orang-orang yang dicintai.
Perbedaan
"Grave of the Fireflies" berlatar belakang Perang Dunia di Jepang, sementara "The Boy in the Striped Pyjamas" terjadi di sebuah kamp konsentrasi Nazi di Jerman. Meskipun keduanya mengeksplorasi tragedi perang, konteksnya berbeda, yang mempengaruhi nuansa dan dinamika cerita. "The Grave of the Fireflies" adalah film animasi Jepang yang digambarkan dengan indah, sementara "The Boy in the Striped Pyjamas" adalah film live-action yang lebih realistis dalam penyampaiannya. "The Grave of the Fireflies" lebih menekankan pada hubungan antara dua saudara yang berusaha bertahan hidup di tengah kekacauan perang, sementara "The Boy in the Striped Pyjamas" menyoroti persahabatan antara seorang anak dari keluarga Nazi dengan seorang anak Yahudi di kamp konsentrasi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI