Terima kasih, Kompasiana, saya diingatkan perihal ilustrasi artikel ini. Tulisan ini bukan meng-endors kegiatan apa pun, melainkan sebuah catatan harian semata ketika aku mendapat kabar dari putri sulung kami. Bukan, bukan putri sulung. Ia anak kedua sebenarnya. Hanya, dia adalah perempuan pertama rahim ibunya.
Nama panjangnya Rahmasiwa Utami Susanto. Teman-temannya memanggil Rahma, kami memanggilnya Siwi. Panggilan sayang di antara kami termasuk ia menyebut namanya adalah Iwi.
Iwi jadi pembicara webinar, tulisnya di kolom percakapan WA keluarga. Aku tak acuh saja, hanya tulisan pendek sebagai jawaban: Selamat.
Petang hari, mendekati pukul 17.00, ia mengirimkan pesan kembali.
Barangkali mau dishare atau bergabung
Hmm, rupanya boleh diikuti oleh siapa pun. Demi mendukung kegiatan dan upaya menambah kepercayaan dirinya aku membagikannya kepada teman-teman sehaluan yang berminat di bidang literasi.
Gadis lulusan Universita Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung itu masih tercatat sebagai Pustakawan di SD Laboratorium UPI Cibiru Bandung.
My 1st webinar, tulisnya lagi.
Aku hanya tersenyum. Namun, tanpa memberitahunya aku sudah mendaftar [pun beberapa teman seangkatan. Materinya menarik, semoga banyak pelajaran bisa dipetik. Nah, aku jadi teringat pepatah Jawa: Kebo nusu gudel.
Kebo nusu gudel (Indonesia: seekor kerbau yang menyusu kepada anaknya), kali ini aku sebagai orang tua akan belajar kepada anak yang memiliki pengetahuan tentang cara menciptakan literasi asyik di sekolah.