Minggu (30/6/2024) saya mengikuti Workshop Temu Penulis di Balai Besar Guru Penggerak Jawa Barat di Jalan Diponegoro, Bandung. Memasuki gedung BBGP memori saya berkelana ke tahun 2009.
Pada saat itu, bersama teman-teman guru dan kepala sekolah TK, SLB, SMP, dan SMA perwakilan Sumatera Selatan dan teman-teman guru berbagai jenjang dan jenis pendidikan seluruh Indonesia menginap di gedung P4TK IPA yang saat ini bertransformasi menjadi Balai Besar Guru Penggerak Jawa Barat.
Setelah 15 tahun, ternyata saya masih diberi kesempatan berkegiatan kembali di gedung yang terlihat semakin megah meskipun beberapa ornamen bagian luar masih terlihat sama.
Apabila tahun 2009 saya berada di aula gedung BBGP lantai dua menerima berbagai materi pembinaan dari Direktorat Profesi Pendidik Ditjen PMPTK (Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan), Departemen Pendidikan Nasional. Kali ini saya bersama teman-teman penulis KBMN berkumpul dalam rangka Kopdar atau kopi darat.
Kopi darat keluarga besar KBMN (Kelas Belajar Menulis Nusantara) besutan Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd. adalah temu kangen antara peserta, narasumber, dan Tim Solid yang menjadi Panitia Kegiatan.
Kopi darat dengan tajuk Temu Penulis PGRI kali ini adalah kopi darat ketiga. Temu Penulis sebelumnya digelar di Jakarta dan Yogyakarta. Kopi darat atau Temu Penulis KBMN PGRI Ketiga ini berlangsung pada 29 Juni hingga 1 Juli 2024.
Workshop Kepenulisan
Acara inti dari kegiatan Temu Penulis tersebut adalah workshop kepenulisan. Workshop secara luring juga diikuti oleh guru-guru yang terdaftar secara daring melalui Ruang Zoom.
Ada 3 narasumber utama, yakni Prof. Dr. Ngainun Naim, S.Ag., M.H.I., Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, memaparkan tentang Menulis untuk Kemajuan Hidup. Ditta Widya Utami, S.Pd.Gr., guru SMPN 1 Cipeundeuy, Subang, Jawa Barat, mempresentasikan Strategi Efektif Menjadi Penulis yang Menginspirasi, dan Fajar Tri Laksono, M.Pd., guru dan praktisi desain mengajak peserta Membuat Desain Cover Buku yang Menarik.
Dua narasumber mengisi materi secara daring, saya dan peserta workshop di aula mengikuti paparan melalui layar monitor. Sementara, Ditta Widya Utami mempresentasikan materinya secara tatap muka yang juga dinikmati peserta di Ruang Zoom.
Hal menarik dan menurut saya strategi penyampian materi dari narasumber kelahiran tahun 1990 ini terbilang cerdik adalah melibatkan peserta secara langsung layaknya Lokakarya Calon Guru Penggerak. Boleh jadi, latar belakang Pendidikan Guru Penggerak yang diikuti guru SMP Negeri 1 Cipeundeuy menginspirasi strategi penyampaian materinya.
Setelah memaparkan unsur-unsur yang mesti dimiliki seseorang agar menjadi penulis yang menginspirasi, narasumber dengan perawakan kecil itu juga menjelaskan pentingnya sebuah kerangka sebelum tulisan dibuat.