Siapa yang tidak bersyukur ketika ia dipertemukan kembali dengan bulan Ramadan? Ramadan tahun ini bagi saya sangat istimewa. Alasannya, doa agar panjang umur sehingga dipertemukan kembali dengan bulan penuh berkah ini terkabul. Semoga masih diberi usia untuk menyelesaikan tugas sebagai khalifah dan kelak berakhir husnul khatimah.
Pemerintah melalui Menag mengumumkan 1 Ramadan jatuh tanggal 12 Maret. Masyarakat yang menunggu keputusan pemerintah merasa lega. Pedoman yang valid perihal dimulainya puasa Ramadan dari pemerintah telah diumumkan.
Namun demikian, persyarikatan Muhammadiyah sudah jauh hari mengumumkan bahwa 1 Ramadan 1445 H tahun ini jatuh pada hari Senin, 11 Maret 2024. Saya dan teman-teman anggota dan simpatisan Muhammadiyah menunaikan makluman Pimpinan Pusat. Tanggal 11 Matret 2024, hari Senin, adalah hari pertama menjalankan ibadah puasa.
Oleh karena itu, Minggu malam, selesai melaksanakan salat Isya berjamaah, kami melanjutkan dengan ibadah salat tarawih.
"Tarawih kita 8 rakaat yang terdiri dari 4 rakaat satu salam dan salat Witir tiga rakaat satu salam," kata ustaz Subhan sebelum memimpin salat Tarawih.
"Untuk salat Witir, sesuai sunnah, rakaat pertama membaca surah Al A'la atau Sabbihis maa dan seterusnya, rakaat kedua membaca surah Al Kafirun, dan rakaat ketika membaca surah Al Ikhlas," imbuhnya.
Setelah itu, kami pun salat berjamaah. Meskipun hanya satu baris, kami dapat melaksanakannya dengan khusyuk.
Mendapat Nikmat itu Bersyukur dan Bersyukur itu Nikmat
Saya teringat seorang khatib pernah mengutip Al-Qur'an Surat Ibrahim ayat ke-7. Beliau mengatakan bahwa Allah akan menambah nikmat jika kita bersyukur. Sebaliknya Allah memaklumkan bahwa jika kita ingkar, Ia gambarkan bahwa azab-Nya amat pedih.
Syukur itu rasa terima kasih kepada Allah, demikian KBBI menjelaskan. Sedangkan menurut syara', syukur adalah pengakuan terhadap nikmat yang diberikan Sang pemberi nikmat, yakni Allah Swt. Rasa terima kasih itu disertai rasa tunduk kepada Allah Swt.
Nikmat di sini dimaknai sebagai pemberian atau karunia dari-Nya. Apa saja? Tentu banyak sekali. Bahkan, Allah Swt. bersumpah bahwa manusia takkan mampu menghitungnya.