Lihat ke Halaman Asli

Susanto

Seorang pendidik, ayah empat orang anak.

Ketika Andika Mau Pulang

Diperbarui: 2 Maret 2024   05:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (Gambar: pexels-pixabay-53594)

Sabtu sore, Anton masih menikmati rebusan ubi sang istri. Segelas teh hangat yang tinggal separuh menemaninya menikmati ubi rebus yang menurutnya mempur sekali.

"Enak, Yah, ubinya?" tanya Adinda, anak keduanya. Ia menyusul ayahnya duduk di beranda rumah sambil membawa sepiring kecil ubi yang masih beruap panas.

Adinda, anak kedua Anton, mahasiswi perguruan swasta di Palembang pulang. Ada libur beberapa hari. Jarak kota Palembang ke rumahnya hanya perjalanan mobil tujuh jam.

"Sini Din. Ayah mau nambah lagi ubinya," pinta Anton.

Kedua anak beranak itu pun menikmati ubi rebus ditemani teh celup kesenangan mereka.

"Ibumu sudah selesai? Panggil, mumpung kita bertiga, ada sedikit yang mau ayah omongkan," perintah Anton yang segera dipenuhi anak bungsunya.

Ketiga orang itu pun terlihat berbincang dan sambil menikmati air teh yang mulai mendingin.

"Besok kita bersihkan gudang," ajak sang ayah.

"Andika berpesan, ia mau pulang dan ingin memakai sepeda motor tuanya," ujar Anton.

Ibu dan anak saling pandang dan mengangguk mengiyakan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline