Ada sebuah nomor telepon. Nomor itu mengirim pesan WA. Isinya, ajakan mengikuti event menulis. Boleh menulis puisi atau cerpen. Tidak ada tema tertentu. Peserta yang berminat boleh mengirimkan tulisan dengan tema "bebas", apa saja yang penting tidak melanggar ketentuan yang diberikan.
Belakangan, nomor telpeon itu saya beri nama, Lhiin Lisa Publisher. Oh, rupanya beliau penanggung jawab "grup" saya. Teman lain mungkin bukan beliau penanggung jawabnya. Ketika saya salah mengirim pesan, saya mendapat peringatan: Ini hrsnya di kirim ke sya kk. Ini harusnya dikirim kepada saya, Kak. Ha ha ... saya dipanggil Kakak. Sesuatu banget.
Lalu, sang PJ (Penanggung Jawab) memberikan form. Form itu berisi identitas dan pemesanan banyaknya buku yang hendak dibeli. Form yang Mbak Lhiin sampaikan saya isi dan saya kembalikan. Setelah dibalas bahwa biaya yang harus saya transfer untuk dua buah buku Saya pun bergegas menyiapkan naskah.
Pada akhir bulan Agustus, naskah cerpen saya kirimkan. Sesudahnya, saya lupakan. Nah, teringat kembali dengan event yang diikuti setelah mendapat kiriman piagam.
Sebenarnya ada penilaian terhadap karya yang dikirimkan. Ada juara 1 hingga 3 untuk karya puisi dan juga cerpen. Saya dapat juara? Tidak, ha ha ha. Cukuplah terpilih sebagai penulis yang tulisannya ikut diterbitkan dalam buku antologi dengan judul Goresan Pena Pada Sastra.
Menulis buku antologi yang tergabung dengan berbagai penulis dengan beragam latar belakang membutuhkan 'keberanian'. Keberanian yang harus dimiliki di antaranya adalah rasa percaya diri. Jika sudah dihantui dengan perasaan takut jelek, takut tidak dibaca, takut ini dan itu, pasti tidak akan jadi.
Penulis Cerpen Beragam
Seperti saya ceritakan sebelumnya, para penulis dalam buku antologi yang dipublikasikan oleh Lisa Publisher ini beragam. Dari bionarasi 25 orang kontributor cerita pendek, mungkin saya peserta paling tua.
Penulis cerpen di antaranya adalah Riana Afliha Eka Kurnia, berusia sekitar tiga puluhan tahun. Yuliana Kristiani lahir tahun 1989. Nadifa, siswa kelas IX SMPN 3 Patebon. Azizah Mar'atus Solihah siswa MA Wathoniah Islamiah Karangduwur, Kebumen. Ambarwani alias Kemuning Senja adalah anak kembar, seorang ASN di sebuah Puskesma di Klaten, Jawa Tengah.
Penulis cerpen selanjutnya adalah Marshelly Vina Wati atau Vina, lahir tahun 2001. Dwi Nur Aisah atau biasa dipanggil Aisah, santri Pondok Pesantren Alhasaniyyah Kedawon, larangan, Brebes tercatat sebagai mahasiswa semester 5. Ukhti Lastri Sopani, masih mengenyam pendidikan di Bogor. Nazifatul Ulfah, kelahiran tahun 1989. Siti Zulfiana Safitri, mahasiswa Universitas Nurul Jadid tinggal di Situbondo. Bunga Setya Hariyadi, siswa kelas 2 SMPN Binaan Khusus Kota Dumai. Adyokumoro Amos Anggitodono, kelahiran tahun 1999. Julia Handayani alias Juju lahir tahun 2002. Raeyvan adalah pelajar dari Bali yang berusia 15 tahun.
Penulis berikutnya adalah Nugrahani Karina T, remaja perempuan berusis 16 tahun. Vellina Chiani, siswi SMAK Santo Petrus Pontianak kelahiran tahun 2005. Marwati Dewi, tidak menyebutkan tahun kelahiran namun menuliskan tinggal di Kebagusan Pasar Minggu, Jakarta. Clarissa Leonnyta alias Lala lahir tahun 2006, siswa kelas 2 SMA (Kelas XI).