Malam ini saya melihat bungsu memarut ubi kayu. Tidak hanya memarut, ia pun memasang hape di sebelahnya.
"Divideo, Mas?" tanya saya.
"Iya, mau dikumpulkan," jawabnya.
"Bikin apa, sih?" tanya saya berikutnya.
"Mau bikin opak. Kayak ibu bikin," jawabnya sambil memarut ubi kayu.
Ubi kayu yang bungsu parut hasil mencabut batang ubi di samping rumah. Ibunya, anak seorang petani. Jadi, tidak heran jika tanah di samping rumah ia tanami beberapa tanaman. Ibunya menanam ubi kayu, cabe rawit, ubi rambat, pokat, pepaya, kacang tanah, juga bayam.
Saya memperhatikan si bungsu terus memarut. Hasil parutan lalu diperas. Kain bersih ia gunakan untuk menyaring. Air seputih susu pun mengucur. Sari pati ubi nantinya akan dicampurkan kembali ke dalam parutan ubi.
Setelah itu, ia mengambil cobek dan ulekan. Tangan lelaki muda itu pun menggiling garam, ketumbar, dan bawang putih hingga lumat.