Umat muslim pasti menyambut Ramadan yang istimewa dengan penuh kegembiraan. Pada bulan ke-9 tahun Hijriah ini umat Islam yang sudah memenuhi syarat, memiliki kewajiban untuk berpuasa. Bulan yang penuh berkah dengan segala keutamaan dan kemuliaan dengan pelipatgandaan semua pahala.
Dan, pada bulan ini, teman-teman saya yang tubuhnya sangat berisi lebih bersyukur lagi. Bagi mereka, selama Ramadan ini saat paling tepat untuk diet sehingga berat dan ukuran tubuh berkurang dan tubuh mereka terlihat lebih langsing.
Benarkah pemikiran tersebut? Mitos ataukah fakta?
Secara logika, selama Ramadan umat muslim berpuasa selama 29 atauh 30 hari. Dalam sehari, kita berpuasa lebih dari 10 jam. Faktanya, puasa memang menyehatkan jasmani dan rohani.
Berdasarkan hasil riset Intermountain Medical Center Heart Institute, sebagaimana dilansir dari infonesaci.blogspot.com, puasa teratur memaksa tubuh untuk menggunakan lemak dan kolesterol sebagai energi sehingga kadar lemak tuubh berkurang, bahkan puasa justru memacu tubuh memproduksi hormon pertumbuhan sehingga kesehatan tulang dan otot tetap terjaga. Itulah sebabnya puasa sangat dianjurkan bagi perawatan mereka yang menderita penyakit diabetes, kolesterol tinggi, kegemukan dan darah tinggi.
Sayangnya, berpuasa untuk diet dengan tujuan menurunkan berat badan atau menurunkan berat badan merupakan pemahaman yang keliru. Ahli diet Riham Shamseddine, sebagaimana dilansir dari detik.com, memberikan pendapat, sarapan umumnya memulai metabolisme dengan membantu membakar lemak lebih cepat, sedangkan puasa mengurangi asupan kalori secara keseluruhan dan memberi tahu tubuh bahwa kalori yang diserap kurang dari yang dibutuhkan.
Hal tersebut mendorong tubuh memperlambat metabolisme dan menghemat energi agar tetap efisien dan mengakibatkan mekanisme perlindungan alami tubuh untuk melawan rasa lapar. Puasa Ramadan memperlambat laju pembakaran kalori yang dapat menyebabkan penambahan berat badan apabila diet Anda banyak gula, lemak, dan asupan kalorinya melebihi kebutuhan kalori harian.
Nah, bagaimana, jadi benarkah puasa selama bulan Ramadan adalah saat yang tepat untuk diet?
Anggapan bahwa Ramadan saat yang tepat untuk diet tersebut kurang tepat, bukan? Alias mitos selama kita tidak menerapkan pola hidup sehat sesungguhnya.
Sebenarnya, jika kita merasakan sendiri, meski pun sedang berpuasa, kebutuhan cairan dan makanan sehat dalam tubuh kita tidak berkurang atau pun bertambah. Saat berpuasa sekalipun kebutuhan makanan dan cairan dalam tubuh kita tetap sama dengan kebutuhan saat tidak berpuasa. Misalnya saja kebutuhan cairan 8 liter per hari, puasa atau pun tidak puasa, kebutuhannya tetap sama. Bedanya, selama bulan puasa kita memenuhi segala kebutuhan dalam tubuh saat sahur dan jam buka puasa.
Kalau saat puasa kita kekurangan asupan gizi atau cairan tubuh, bisa saja tubuh drop bahkan sampai merasa kesakitan, pusing, lemah, cepat letih, lesu, dan lainnya. Tentu itu salah satu dari beberapa tanda bahwa tubuh kita memerlukan perhatian khusus jangan sampai drop total dan malah puasanya terganggu karena merasa sakit akibat diet.