"Jangan jadi malaikat di tempat yang salah, karena malaikat tidak pernah melakukan kesalahan."
Quote pembuka Pak Nazarudin dari Direktorat GTK, selaku pembicara dalam panel Pemanfaatan Data Pokok Pendidikan (DAPODIK) Pendidikan Khusus Layanan Khusus Provinsi Jawa Barat begitu menarik perhatian saya untuk mengikuti kegiatan hingga tuntas.
Meski dari pagi rinai hujan di area Bandung membayangi langkah, rasanya membuat enak untuk bersantai ria di rumah, dan memang seharusnya hari Minggu menjadi ME TIME (waktu bebas versi masing-masing), namun begitu mencermati sekeliling yang dipenuhi peserta, hampir semuanya fokus pada apa yang disampaikan pembicara.
Sungguh menjadi momen yang luar biasa. Dan begitu mencermati sekeliling ruangan Aula Dinas Provinsi lantai 4, saya pun sangat takjub dengan antusiasme para hadirin dalam kegiatan hari Minggu, 26 Februari 2017.
Bagi saya secara pribadi sebagai salah satu OPS, tentu tak mengherankan betapa pentingnya kegiatan positif seperti ini. Selain lebih mengenal sesama OPS, kita juga bisa tahu lebih banyak permasalahan dari tiap perwakilan sekolah melalui tanya jawab yang disampaikan OPS dan juga pemecahan masalah yang disampaikan pembicara. Tak dapat dipungkiri betapa pentingnya pendataan sekolah yang saat ini dilakukan semi online dan dikerjakan oleh OPS (Operator Pendataan Sekolah).
Sebagai bagian dari support sistem pendataan data satuan pendidikan sekolah dan mengenal beberapa operator dari sekolah lain, saya pernah mendengar betapa rumitnya pendataan ini di awal kemunculannya. Hingga mungkin OPS ini mengisi data dengan kata lain, yang penting update. Namun sayangnya, saat ini hal tersebut tidak dapat dilakukan. Saat ini setiap OPS yang mengirimkan data melalui server pendataan harus konsisten dengan kebenarannya agar terjadi sinergi di lapangan dengan pusat.
Para OPS ini harus meng-input data pada Aplikasi Dapodik berdasarkan kebenaran yang ada di sekolah masing-masing, mulai dari data lengkap validitas satuan pendidikan sekolah, sarana prasarana, detail informasi pendidik, peserta didik, hingga detail penugasan rombongan peserta didik yang begitu harus teliti mengisinya karena berhubungan langsung dengan penugasan pendidik dan juga peserta didik yang ada dalam rombongan belajarnya masing-masing. Peng-input-an dapat dilakukan secara offline, namun untuk validasi data hingga ke server pusat, harus menggunakan jaringan internet yang stabil.
Pendataan online yang dilakukan para OPS pada Aplikasi Dapodik yang dikelola Kemdikbud ini sebenarnya sudah berjalan 5 tahun mulai dari 2011, dan terus mengalami perkembangan seiring dengan kebutuhan di pusat yang berhubungan langsung dengan satuan pendidikan setiap sekolah. Misalnya saja tahun ini targetnya pengelolaan dana KIP (Kartu Indonesia Pintar).
Menurut Bapak Hasan Choiri Mahfud, selaku Setditjen Dikdasmen, "Semester ini ada updating dari segi aplikasi dapodik berupa penambahan kolom terkait progres KIP. Updating sistem dari segi struktur data base ini biasanya berdasarkan dari kepentingan dan setiap pengguna data di Kemdikbud, misalnya bagian BOS membutuhkan data tertentu, maka dilakukan pembaharuan dalam aplikasi agar mendapatkan data berkualitas."
Data berkualitas ini menurut Bapak Adi Rachmat, selaku inisiator Forum Pendataan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Provinsi Jawa Barat (FP-PKLK Provinsi Jawa Barat), adalah data yang masih berhubungan dengan data individual, relasional, longitudinal. Misalnya saja data peserta didik, Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang harus valid. Dalam aplikasi tersebut, setiap data individu tenaga pendidik dan kependidikan harus benar dan sesuai realitas.
Demikian pula dengan data peserta didik dan data lainnya. Data individu ini berkaitan erat dengan data lainnya dalam aplikasi dapodik hingga ke pusat. Sehingga tentu saja para OPS harus menjaga kebenaran setiap data yang dikirimnya melalui server pendataan. Progress pendataan ini bisa langsung diketahui diweb: http://dapo.dikdasmen.kemdikbud.go.id/.