Lihat ke Halaman Asli

Doa Itu Emas Dalam Hidupku

Diperbarui: 25 Juni 2015   07:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Aku di ciptakan Tuhan sebagai wanita, seperti yang di gariskan takdir bahwa wanita selalu tergambar sebagai mahluk yang lemah, mahluk yang cengeng, mahluk yang egois. Begitulah aku, lemah, cengeng, dan egois. Masalah akan selalu hadir di setiap langkahku, disetiap aku mengedipkan mata, dan disetiap aku hendak melangkah. Aku pernah merasakan keadaan yang sangat sulit, keadaan yang merebut tawaku. Sampai keasikan dan keceriaan yang seharusnya diperoleh anak-anak tak aku rasakan. Bukan aku yang  tak mensyukuri keadaanku, tapi memang kondisi keluargaku, kondisi orang tuaku yang membuat nafasku sesak. Tertawapun aku tak bisa. Melihat teman-temanku yang begitu ceria dengan keadaan yang serba tercukupi tanpa harus usaha, yang bisa mereka peroleh hanya dengan mengulurkan tangan. Intinya aku merasa yang paling menderita.

Ternyata aku salah.

Ternyata aku beruntung dengan semua kekuranganku, ternyata aku beruntung dengan semua kesesakanku. Inilah yang menguatkanku, inilah yang menghapus takdir wanita lemah dihidupku. Saat aku terpuruk, tenggelam, terlarut dalam kesuraman aku merasakan kerinduan pada Dia yang menciptakan aku. Saat tak ada yang menjadi sandaranku, hatiku membawaku pada lantunan DOA, membawaku pada Dia yang menciptakan aku.

Kesesakan dan penderitaanku membawaku pada kesungguhan berdoa, ketulusan aku memohon padaNya. Air mataku dalam doa sebagai luapan kesesakanku, dan ternyata Tuhan tak pernah meninggalkanku. Aku merasakan kasihnya, aku merasakan kehadirannya dalam setiap aku menarik nafas dan menghembuskan nafas dalam doaku. Ketenangan selalu Dia berikan ketika aku datang dengan ketulusan doaku. Aku merasakan janjinya bahwa Ia tak akan meninggalkan aku, aku yakin bahwa aku tak sendiri.

Aku menemukan kunci dalam hidupku, aku menemukan emas dalam hidupku. DOA itulah yang menghidupkanku dengan harapan disetiap doaku aku mampu melangkah menyusuru hidupku. Disaat keyakinanku pada diriku habis semua terisi ulang dengan komunikasiku dengan Dia dalam doaku, dan aku siap melangkah lagi. Doalah nafasku yang menghidupkan aku.

Kini aku mampu melangkah lebih jauh, aku siap untuk semua rencana Tuhan. Aku selalu mengucap syukur dalam doaku, dan setiap ucapan syukurku selalu Tuhan balas dengan kebahagiaan baru. Hingga kini kebahagiaan dan senyum yang Tuhan beri untukku tak dapat aku hitung bahkan tak dapat aku balas. Ungkapan terimakasih pun tak dapat menggambarkan kebahagiaanku, hanya ucapan syukur dalam doa yang menjadikan ini semua selalu hidup.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline