Lihat ke Halaman Asli

Bantuan Tak Tepat Sasaran

Diperbarui: 17 Juni 2015   06:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Ditengah ramainya isu-isu kenaikan harga pokok pangan yang menjulang tinggi seiring dengan datangnya bulan ramadhan sebentar lagi yang menjadi banyak sorotan akhir-akhir ini. Tak sedikit yang mengingat bahwa beberapa waktu lalu pemerintah pernah mengupayakan bantuan bagi rakyatnya dengan memberikan bantuan, baik bantuan berupa material maupun bantan berupa non-material. Hal tersebut dilakukan pemerintah dalam rangka upaya menyelesaikan permasalahan kemiskinan yang masih terjadi di Indonesia ini, selain itu juga bertujuan untuk menjalankan pasal 33 dan 34 dalam Undang-undang Dasar 1945. 

Meskipun begitu, masih banyak keraguan dari masyarakat mengenai bantuan-bantuan yang diberikan oleh pemerintah ini. Apakah bantuan ini benar-benar tepat sasaran ? apakah bantuan yang diberikan telah seratus persen tersampaikan kepada masyarakat ? pertanyaan-pertanyaan sederhana inilah sebenarnya merupakan hak yang sangat berharga bagi mereka yang benar-benar membutuhkan adanya bantuan dari pemerintah tersebut. Benar saja, semua pertanyaan diatas terbukti dengan seiring berjalannya program pemerintah tersebut. Tak sedikit yang menyelewengkan kepercayaan rakyat, beberapa oknum pemerintahan yang mendapatkan kepercayaan untuk menangani dan tindakan orang-orang yang hanya menginginkan keuntungan semata turut andil dalam menyebabkan bantuan yang harusnya diberikan kepada rakyat yang membutuhkan justru diselewengkannya. Sehingga bantuan yang seharusnya sampai ke tangan masyarakat seutuhnya justru berkurang dari ketentuan awal. hal tersebut sangat melukai kepercayaan rakyat kepada pemerintah, dimana seharusnya pemerintah mengayomi dan mengupayakan kebaikan rakyatnya justru melukainya. banyak sekali contoh penyelewengan yang dapat kita amati, diantaranya Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan juga Beasiswa.

Beberapa saat lalu gencar dengan melesetnya pembagian Bantuan Langsung Tunai yang diselenggarakan di seluruh Indonesia dimana banyak sekali warga yang seharusnya terdaftar dan mendapatkan bantuan tersbut justru tidak menerima tetapi warga yang tergolong mampu justru menerima bantuan tersbut secara cuma-cuma. bnyak diantaranya yang mengaku terdaftar dalam list warga yang tidak mampu yang layak untuk mendapatkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) padahal jelas-jelas mereka yang mengaku-ngaku tdak mampu tersebut datang dengan mengenakan pakaian layak dan mengenakan perhiasan yang menghiasi leher serta tangannya. mereka yang benar-benar tidak mamou justru mngalami kesulitan dalam menerima Bantuan Langsunng Tunai (BLT) tersebut. bukan hanya itu, hal tersebut terjadi juga dalam pemberian beasiswa tidak mampu kepada mayarakat yang membutuhkan pendidikan namun tidak memiliki biaya yang cukup. penyelewengan tersebut bukan hanya terjadi pada tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Menengah Atas (SMA) saja namun pada perguruan tinggi juga. banyak beasiswa yang ditawarkan kepada mahasiswa yang kurang mampu dan berprestasi, baik dari swasta maupun dari pemerintah. Kenyataannya bantuan dari pemerintah yang masih banyak tak tepat sasaran. Seperti halnya Beasiswa Bidikmisi dimana persyaratan yang dibutuhkan cukup ketat dan diperuntukkan bagi mahasiswa yang memiliki prestasi dan kurang mampu pun masih banyak yang tak tepat sasaran. Tak sedikit diantaranya yang sebenarnya mampu dari segi finansial memberikan keterangan yang tidak sebenarnya saat mengajukan beasiswa tersebut. Dalam melakukan seleksipun diadakan kunjungan kerumah dimana tempat tinggal pengaju beasiswa dengan survey mengenai kepemilikan rumah serta kehidupan sehari-harinya. Tetapi masih saja ada yang lolos dan mendapatkan beasiswa tersebut.

hal-hal seperti ini sangat disayangkan ditengah banyak orang yang masih benar-benar membutuhkan bantuan dari pemerintah tersebut masih harus direnggut. sebaik-baiknya kita harus sadar diri akan setiap tindakan yang kita lalkukan jangan sampai mngambil hak milik orang lain. jika kita hanya bertanya siapa yang harusnya disalahkan ? tentunya kembali pada diri kita untuk lebih introspeksi kembali. 

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline