Lihat ke Halaman Asli

Spanduk oh Spanduk....

Diperbarui: 18 Juni 2015   06:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Seperti kita tahu sudah beberapa minggu belakangan ini ramai dibicarakan orang tentang 2 kandidat dalam Pilpres nanti. Banyak cara untuk menaikkan reputasi 2 kandidat.  Mulai dari baliho, iklan di TV maupun acara - acara di TV yang cukup menarik perhatian selama masa kampanye ini.

Namun, ada 1 hal yang menarik perhatian saya. Pada suatu ketika saat saya bangun pagi, saya cukup kaget ketika di depan rumah saya sudah terpampang spanduk yang lumayan jelas dan besar. Spanduk berisi iklan salah seorang kandidat tentunya. Tetapi sayangnya, itu bukan kandidat yang saya akan pilih pada saat 9 Juli nanti heheee....

Lebih kaget lagi ketika ke 4 ujung spanduk tersebut diberi tali yang kemudian disangkutkan pada pohon mangga yang ada di dekat situ. Pohon mangga kami yang tidak terlalu tinggi dan dahannya masih terlalu kecil,  sengaja dibengkokkan demi terpampangnya spanduk tersebut. Lebih parahnya lagi, tali spanduk sebelah kiri bawah disangkutkan pada pohon bunga yang jelas - jelas tidak memiliki batang yang kuat untuk jadi pengikat.

Terlihat dengan jelas, bahwa orang yang memasang spanduk tersebut tidak peduli dengan apa yang ada di sekitarnya. Kami menyiram pohon mangga dan bunga - bunga setiap sore dengan harapan tanaman tersebut dapat bertumbuh dengan baik. Tetapi......alangkah kecewanya ketika melihat perbuatan Timses terhadap tanaman kami.

Kampanye sih boleh saja, tetapi harus memperhatikan lingkungan sekitar. Di beberapa tempat, saya perhatikan banyak brosur dan spanduk yang bukan hanya diikatkan pada sebatang pohon, tetapi malah memaku spanduk tersebut supaya menempel pada pohon tersebut. Padahal setelah masa kampanye, spanduk atau iklan yang menempel sudah tidak terpakai lagi. Tetapi bagaimana dengan kelangsungan tanaman yang menjadi 'korban' tadi ?

Di GBK seusai kampanye sampah berserakan ke mana - mana. Beruntung beberapa aktivis tergerak untuk membersihkan dan menyingkirkan sampah - sampah yang bertumpuk tanpa ada yang menyuruh dan tanpa bayaran. Gerakan bersih - bersih ini membuat hati senang, walaupun saya tidak ikutan ke GBK.

Rupanya tidak semua orang peduli dan memperhatikan lingkungan sekitar ketika masa kampanye berlangsung.  Namun, saya salut untuk tim aktivis yang rela berpanas - panasan menjaga kebersihan lingkungan setelah kampanye

Mari budayakan kebiasaan menjaga lingkungan, dimanapun kita berada. Terlebih di kota Jakarta dimana udara dan cuaca sangat panas menurut ukuran saya. Kalau bukan kita, siapa lagi yang akan menjaga lingkungan hidup di sekitar kita ?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline