Lihat ke Halaman Asli

Apriana Susaei

senang menulis apa saja

Nasi Pecel di Depan Stasiun Cikini

Diperbarui: 8 September 2024   23:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Stasiun Cikini, Sumber : Unsplash/egapamungkas)

Pagi sekali, antrean sudah mengular panjang di depan Stasiun Cikini. Antrean panjang itu demi sarapan sebuah nasi pecel yang buka hanya di pagi hari. Para pegawai kantoran di sekitar Cikini rela mengantre, karena makanan itu biasanya sudah habis sekitar pukul delapan pagi.

Kuliner di sekitar Stasiun Cikini memang selalu menawarkan makanan yang enak, anda tak perlu repot mencari, dari warung kaki lima sampai resto selalu buka di pagi sampai di malam hari.

Bertempat di depan Gedung Permata toko emas Cikini yang lama di sebelah kedai Gramasi Coffee, nasi pecel ini menggelar dagangannya di sebuah meja sejak pukul enam pagi. Nampaknya, penjual pecel seorang ibu paruh baya dan wanita muda ini memanfaatkan teras toko yang kosong sebelum toko tersebut dibuka di pagi hari. Walapun penuh antrean, mereka berdua, terlihat selalu cekatan melayani pelanggan.   

Mengingat pelanggan terbesarnya pegawai kantoran, nasi pecel ini hanya buka dari hari Senin sampai dengan hari Jum'at. Nasi pecel ini merupakan sarapan favorit, terutama bagi saya yang telah menempuh perjalanan jauh setiap pagi dengan commuter line dari Stasiun Cikarang sampai Stasiun Cikini.

Nasi Pecel Solo, begitu teman-teman di kantor menyebutnya. Sepintas, nasi pecel ini terlihat sama dengan pecel Madiun, namun ternyata keduanya memiliki perbedaan, seperti sayuran dan cita rasa sambalnya. Nasi Pecel Solo di tempat ini terdiri dari sayuran seperti taoge rebus, kacang panjang rebus, kangkung rebus dan daun pepaya rebus.

Sambal kacang nasi pecel ini cenderung pedas dan manis, seperti nasi pecel yang berasal dari Solo pada umumnya, sesuai dengan cita rasa saya. Warna bumbu kacangnya cenderung gelap berbeda dengan pecel Madiun yang cenderung cokelat terang. Bumbu kacang ini sangat nikmat dimakan jika ditabur, diaduk di antara nasi dan sayur mayur. Nasi pecel di sini juga menawarkan urab untuk disantap.

Sedangkan untuk lauk pauknya, saya sering memilih telur asin, tempe bacem dan bakwan. Bakwannya selalu saya siram dengan bumbu kacang. Mereka juga menyediakan ayam goreng kalasan. Teman-teman di kantor seringkali memesan tanpa nasi.

Para konsumen dapat makan di tempat dengan duduk lesehan atau duduk di kursi dingklik yang disediakan. Saya biasanya pesan untuk dibungkus, dimakan bersama teman-teman di kantor. Saya minta sambal kacangnya dibungkus secara terpisah, agar mudah untuk dikurangi atau ditambah sesuai selera.

Untuk menggugah selera selanjutnya, tak lupa, anda bisa menambah kerupuk rempeyek pada nasi pecel ini. Sedangkan untuk minumnya, jangan lupa ditutup dengan teh hangat di pagi hari. Dengan menu yang saya pesan, harganya tak lebih dari Rp20 ribu. Sangat murah bukan?

Sesekali, anda perlu mencobanya jika melewati Stasiun Cikini. Ingat hanya buka dari pukul enam sampai delapan pagi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline