Tidak banyak hotel yang menyajikan jamu pada menu sarapan pagi. Jamu pada sarapan pagi hanya saya temukan di hotel-hotel di daerah Jawa, saya bahkan belum menemukan hotel di luar jawa yang menyajikan menu jamu di sarapan paginya.
Mungkin ini ada kaitannya dengan tema sarapan pagi di mana lokasi hotel itu berada agar terkesan lokal, autentik dan tradisional, untuk alasan itulah kemungkinan jamu lebih banyak terdapat pada menu sarapan pagi di hotel-hotel wilayah Jawa. Seringnya, saya hanya menemukan jajanan pasar setempat di menu sarapan pagi di hotel-hotel di luar Jawa.
Buat saya, hotel di wilayah Jawa yang menyajikan jamu pada menu sarapan pagi, menunjukkan seberapa bagus kualitas hotel tersebut. Saat ini, menu Jamu di hotel malah dianggap "berkelas." Hotel yang menyajikan menu jamu, terbilang dapat dihitung jari, bahkan untuk ukuran hotel bintang empat dan lima.
Menu Jamu yang standar yang biasa saya temui di hotel yang menyajikan jamu pada sarapan pagi adalah Beras Kencur, Temulawak Dan Kunyit Asam. Di beberapa hotel yang autentik yang pernah saya kunjungi di Yogyakarta seperti Hotel Tentram dan Hotel Ambarukmo malah lebih lengkap. Mereka menyajikan juga menu Kayu Secang sebagai menu jamu.
Bukan hanya di Yogyakarta, jamu juga disajikan pada menu sarapan pagi di hotel-hotel yang saya kunjungi di Surabaya, Semarang, Bandung bahkan Bintaro. Jamu di hotel-hotel tersebut bersanding dengan menu-menu Western, menu-menu dari negara-negara asean dan tentu saja menu indonesia.
Beberapa waktu lalu, Menparekraf sempat mewacanakan jamu sebagai welcome drink di hotel-hotel. Bahkan, tujuan pengembangannya disebut-sebut sebagai pada wellness tourism.
Hal ini sangat beralasan, pada saat negara ini dilanda pandemi, saat di mana orang-orang hanya mengunjungi hotel hanya untuk staycation. Jamu pada menu sarapan pagi biasanya juga sangat diminati oleh pengunjung hotel. Banyak di antara mereka bahkan percaya jika jamu dapat menyembuhkan penyakit covid-19 saat itu.
Jamu di hotel disimpan dalam botol-botol jamu yang terbuat dari kaca yang biasa dibawa oleh pedagang jamu gendong, ditutup dengan daun pisang, atau penutup dari kayu maupun plastik. Jamu pada menu sarapan pagi ada yang disajikan dalam keadaan hangat dan dingin. Agar Jamu tetap dingin biasanya disajikan dalam botol kaca di ember alumunium yang berisi es batu.
Adakalanya di beberapa hotel, setiap pelanggan hotel yang ingin menikmati jamu, dilayani oleh perempuan berkebaya dan berdandan seperti "mbok jamu" sungguhan. Mereka melayani sembari ditemani bakul-bakul gendong khas penjual jamu.
Minum Jamu saat dingin maupun hangat bagi saya tak masalah, toh khasiatnya tetap sama. Jamu sudah sejak dahulu dikenal sebagai minuman herbal yang menyehatkan, dapat menjaga stamina dan imun tubuh.