Produktivitas harian masyarakat Indonesia dapat ditentukan oleh kualitas tidurnya di malam hari. Bantal guling walaupun barang sepele, namun berperan penting dalam menentukan tidur yang berkualitas karena membentuk rasa nyaman ketika tidur.
Bantal guling mungkin hanya ada di Indonesia. Dari video lama di YouTube, beberapa orang asing yang pernah tinggal di Indonesia mengatakan bahwa bantal guling adalah salah satu yang paling khas yang ada di Indonesia. Bahkan di antara mereka ada yang khusus datang ke Indonesia untuk mencari sensasi tidur dengan bantal guling.
Sejarah Bantal guling tidak bisa dilepaskan dari penjajahan Belanda jaman dulu. Bantal guling disebut sebagai Dutch Wife atau pengganti istri bagi serdadu Belanda yang kesepian, bantal guling disebut sebagai pelampiasan rindu tentara Belanda kepada pasangannya.
Nama Dutch Wife sendiri pertama kali diperkenalkan oleh Sir Thomas Stanford Raffles. Tidak mengherankan, karena sebelum menjadi pendiri Singapura, dia merupakan Wakil Gubernur Inggris di Jawa sehingga tahu budaya tentara Belanda di Indonesia.
Karena peninggalan itu, orang Indonesia terbiasa dengan bantal guling. Presiden Soekarno sendiri bahkan membanggakan keberadaan bantal guling sebagai identitas bangsa. Soekarno menyebut, kebiasaan memeluk guling adalah bagian getaran perasaan masyarakat Indonesia.
Keberadaan bantal gulingpun tersebar di masyarakat umum. Penggunaannya menyebar hampir di seluruh keluarga Indonesia. Pada kenyataannya, kegunaan bantal guling tak lain hanya dipeluk sepanjang tidur, namun menurut beberapa sumber keberadaan bantal guling juga dapat meningkatkan kualitas tidur dan rasa nyaman.
Menurut klikdokter, tidur dengan bantal guling ternyata memberi banyak manfaat. Diantaranya adalah membantu meredakan asam lambung, mengurangi ketidaknyamanan saat hamil, mengurangi dengkuran saat tidur, mengurangi nyeri punggung bawah, sandaran saat istirahat dan memperbaiki kualitas tidur.
Kualitas tidur seseorang sangat berpengaruh terhadap produktivitas harian. Kualitas tidur yang baik dapat memberikan perasaan yang segar dalam mempersiapkan diri untuk memulai aktivitas. Selain itu, faktor yang menentukan kualitas tidur adalah kedalaman istirahat dan juga ketenangan.
Bantal guling yang digunakan saat tidur dapat berpengaruh terhadap ketenangan. Stephanie Silberman dari Sleeppsychology mengatakan merangkul bantal guling saat tidur dapat melepaskan "hormon pelukan" atau oxytocin.
Memeluk bantal guling saat tidur dapat memanipulasi otak seperti seolah-olah merupakan pelukan nyata. Bantal termasuk diantaranya bantal guling adalah benda yang bisa menjadi "isyarat lingkungan" yang mengingatkan otak bahwa sudah waktunya tidur dan harus mulai tenang.