Lihat ke Halaman Asli

Apriana Susaei

senang menulis apa saja

Tempe Itu Favorit, No Debat!

Diperbarui: 1 Mei 2023   16:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tempe Semur (kompas.com/dok. sajian sedap)

Pada dasarnya saya tidak menyukai daging dan ikan, sampai akhirnya saya menyadari ternyata itu bukan pilihan. Sayapun tak tahu jika selama ini saya menjadi vegetarian karena kebiasaan.

Sejak kecil saya tak pernah makan daging dan ikan. Menu makan yang paling sering saya pilih di rumah itu hanya tempe dan telur. Bukan karena orangtua tak mampu menyediakan daging dan ikan, tapi hanya karena memang saya “gak doyan.”

Saking sukanya dengan tempe dan karena saya orang sunda, di rumah saya sering disebut “jurig tempe.”

Saat saya beranjak dewasa, saya mulai menyadari jika kebiasaan saya itu termasuk kebiasaan lacto-ovo vegetarian, karena saya masih bisa minum susu yang berasal dari hewan.

Waktu harus sekolah dan tinggal jauh dengan orang tua, teman-teman saya sering memperhatikan pola makan saya yang tak pernah makan daging dan ikan. Bahkan pada jam istirahat di kantin sekolah, mereka selalu bertanya mengapa selalu ada tempe di piring makan siang saya.

Mereka selalu bertanya apakah karena pantangan? saya jawab bukan, karena memang sudah kebiasaan. Karena keterbatasan pengetahun teman-teman seusia saya waktu itu mengenai vegetarian, mereka sampai heran ternyata ada yah manusia yang bisa hidup tanpa makan daging dan ikan.

Dalam keseharian saya saat ini, tempe merupakan puncak piramida dalam menu makanan vegetarian sehari-hari. saya suka segala rupa sajian tempe. Tempe digoreng, dibacem, disemur, diorek, ditumis dan dikukus.

Belakangan ini saya mencoba tempe mentah dengan kurma. Iya betul, ternyata menu tersebut lebih mengenyangkan. Menu ini diperkenalkan oleh Zaidul Akbar. Menurutnya, tempe dan kurma merupakan pasangan sehat. Tempe sendiri merupakan probiotik sedangkan kurma merupakan prebiotik.

Dari sekian cara memasak, tempe disemur merupakan menu favorit saya. Semur biasanya melekat dalam hidangan untuk daging sapi. Dalam sejarahnya, semur berasal dari kata “smoor” yang merupakan Bahasa Belanda yang diserap dalam Bahasa Indonesia.

Dalam Bahasa Belanda “smoor” berarti masakan yang direbus dengan tomat dan bawang secara perlahan. Dalam perkembangan kuliner Indonesia, semur dikreasikan dengan bahan makanan seperti daging kambing, ayam dan bahan makanan nabati lainnya seperti tempe.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline