Lihat ke Halaman Asli

Apriana Susaei

senang menulis apa saja

Cerpen: Ada Ular di Kamar

Diperbarui: 4 Oktober 2022   21:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Ular (Pixabay.com/TheDigitalArtist)

Pagi dini hari, kira-kira pukul tiga pagi. Aku tertidur di samping istriku. Tidur dengan lelap, diselimuti damai dan sunyi pada malam panjang yang menyulam gelap.

Istriku berteriak, “Ada ular di kamar!”

Sontak saja aku terkejut, tidak pernah ada yang ular yang berani masuk ke dalam rumah. Kalaupun ada itu sudah puluhan tahun yang lalu, sejak rumah ini berdiri dari batang-batang pohon kayu, dindingnya berserakan anyaman bambu, yang dilapisi kapur penahan angin maupun debu.

Rumah ini kini sudah berganti beton berkelindan besi, berisi adonan semen, pasir dan juga batu. Lantainya terbuat dari marmer dan beratapkan genting tanah liat yang ku bayar dari gaji yang ku sisihkan setiap minggu. Rasanya tak mungkin ada ular yang bisa masuk, telah ku tutup semua lubang yang mungkin menjadi pintu masuk disemua sudut, apalagi lubang-lubang di bawah daun pintu.

Istriku bergeming, dia pucat pasi, ular adalah hewan yang dia takutkan, melihat tayangannya saja di layar kaca membuatnya merinding, apalagi kali ini ada di depan matanya. Dia sedikit berteriak, parau.

“Itu dia di bawah bantal, ada di lantai” ujarnya sambal menatap tajam ke arahku.

Mata orang bangun tidur, tak ubahnya seperti gawai mencari Wifi, dia akan selalu menggapai ke sana kemari mencari sinyal gelombang elektromagnetik, masuk ke sudut-sudut dalam ruangan berisi udara mencari koneksi pada satu titik. Namun apabila sudah bertemu, mereka akan saling menangkap tidak sampai hitungan detik.

Matapun perlu mencari koneksi dengan otak, namun pandangan mata orang bangun tidur pasti kabur.

Ekornya hitam menyerupai tali bantal, aku menebak-nebak tali bantal atau ekor ular, mataku benar-benar tidak bisa membedakan. Jika itu tali bantal, mengapa dia bergerak-gerak, melingkar dan bergerak lagi seperti bergelombang. Aku harus meyakini itu adalah ular, walau pandangan mataku masih pudar.

“Apa yang harus ku lakukan?” gumamku.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline