Lihat ke Halaman Asli

Sebuah Pengakuan

Diperbarui: 17 Juni 2015   13:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14208714811236903672

Selamat malam bintangku, selamat malam duniaku. Malam ini sangat sepi tanpamu lagi, malam ini aku kembali berjalan dalam kegelapan dan berdiri tanpa terangmu. Aku mengisi cerita dalam lembaran putih dan menghapusnya sehingga semua terlihat kosong.

Tapi tetap saja ada bekas yang tidak akan mengembalikan kertas itu seperti semula.

Dan bekas itu akan selalu menemaniku kemanapun. Erna baru saja menutup buku diary kecilnya, sebulan sudah setelah dia selalu meributkan hal yang sama sepanjang hari dengan Brian.

Kini dia menatap kosong tentang kehidupan yang selanjutnya akan di lalui. Dia hanya mempercayai bahwa waktu akan selalu bersamanya dengan sejuta rahasia. "Kau tahu Brian?" Tanya Erna ketika mereka duduk di dekat air pancur di taman kota.

"Apa?" tanya Brian yang sedang asik memperhatikan orang-orang di sekeliling taman.

"Aku tidak akan pernah melupakan semua yang pernah terjadi antara kita berdua" kata Erna menjelaskan.

"Hahhhahaha... Kau bicara apa Erna, kita tidak akan berpisah. Ingat itu!" Balas Brian tertawa sambil mengacak-ngacak rambut Erna.

"Aku serius Brian" kata Erna merengek.

"Sudahlah, ayo kita pulang." Jawab Brian berjalan dengan senyum tipis di bibirnya.

Brian, akan selalu seperti itu. Dia tidak akan berubah, dia dengan gayanya yang selalu santai dan tidak banyak berpikir tentang apapun dan mungkin juga Erna. Di dalam benaknya, Erna hanya teman asyik untuk ngobrol, bercanda dan berbagi hal yang selayaknya bisa dibagi. Erna, juga akan selalu seperti itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline