Lihat ke Halaman Asli

Pemilahan Sampah dengan Internet of Things dalam Program Pemberdayaan Masyarakat Desa di Desa Bojongsoang

Diperbarui: 19 Juli 2024   16:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosialisasi Program Pemberdayaan Masyarakat Desa Bojongsoang/dokpri

Kabupaten Bandung -- Program Pemberdayaan Masyarakat Desa (P2MD) adalah program yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi dengan tujuan untuk menyejahterakan masyarakat desa target tim yang berpartisipasi dalam P2MD itu sendiri. Tim Study Group UI/UX Universitas Telkom adalah salah satu dari sekian banyak tim pada tahun 2023 yang mengajukan proposal berisi gagasannya dan berhasil lolos pendanaan untuk merealisasikan idenya ke desa secara langsung. Tim SG UI/UX didampingi oleh seorang dosen, Suryatiningsih, OCA, dan beranggotakan 10 orang mahasiswa dari Fakultas Ilmu Terapan yang berasal dari tiga program studi berbeda, yakni D3 Sistem Informasi, D3 Teknologi Komputer, serta D3 Sistem Informasi Akuntansi. Agar dapat mengimplementasikan teknologi yang diajukan, tim SG UI/UX memilih Desa Bojongsoang sebagai mitra masyarakat desa yang akan bekerja sama.


Desa Bojongsoang terletak di Kabupaten Bandung dan merupakan salah satu desa yang lokasinya dekat dengan Universitas Telkom. Desa Bojongsoang terdiri atas 11 rukun warga (RW) dengan jumlah penduduk tiap RW-nya kurang lebih 1500 orang. Apabila ada banyak RW, tentunya juga ada banyak RT berikut dengan Kartu Keluarga (KK) di tempat tersebut. Tim SG UI/UX memilih RW 04 sebagai fokus dari masyarakat yang akan diberdayakan.


Dalam kesehariannya, setiap rumah tangga pasti menghasilkan sampah sebagai hasil buangan yang sudah tidak terpakai lagi. Seringkali, semua jenis sampah digabungkan dalam satu wadah pembuangan yang sama tanpa melihat efek jangka panjang yang disebabkan oleh sampah-sampah tersebut. Secara umum, diketahui ada dua jenis sampah yang paling banyak dihasilkan oleh manusia, yaitu sampah yang dapat diuraikan (organik) dan sampah yang sukar diuraikan (anorganik). Lebih spesifiknya, plastik menempati posisi tertinggi sebagai sampah anorganik yang paling sering dan paling banyak ditemukan pada kehidupan sehari-hari, tidak terkecuali di RW 04 sendiri.


Menanggapi permasalahan yang paling mencolok di Desa Bojongsoang tersebut, tim SG UI/UX menawarkan solusi berupa tempat sampah pintar dengan teknologi internet of things (IoT) yang terintegrasi dengan aplikasi mobile. Clever Bin (CLEIN) beroperasi dengan menampung sampah botol plastik yang dimasukkan oleh warga setelah sebelumnya warga memindai sebuah kode QR yang ada di cover tempat sampah pintar. Gagasan mengenai CLEIN lahir sebagai akibat dari adanya penumpukkan sampah botol plastik yang tidak terpakai dan seringkali rusak sehingga tidak memiliki nilai jual lagi. Secara singkat, warga diminta untuk membuat akun terlebih dahulu di aplikasi mobile agar nantinya setiap kali mereka memasukkan botol plastik ke tempat sampah pintar, sejumlah poin akan diakumulasikan dan nominal poin tertentu dapat ditukarkan dengan sembako (minyak goreng).


Dalam pelaksanaan program, tim SG UI/UX telah melangsungkan kegiatan sosialisasi di RW 04 sebanyak empat kali di lokasi yang berbeda-beda. Sosialisasi pertama dilakukan pada 29 September dengan fokus pendekatan yakni perkenalan dan penjelasan singkat tentang CLEIN kepada perwakilan tiap RT dan anggota karang taruna RW 04. Pada sosialisasi pertama, tim juga berkesempatan melakukan wawancara langsung dengan ketua RW 04, Pak Nano, dan pengelola sampah RW 04, Pak Dedi, mengenai sistematika pembuangan serta pengelolaan sampah di RW 04.


Selanjutnya, sosialisasi kedua dilakukan dengan lebih intens kepada anggota Karang Taruna RW 04 pada tanggal 30 September. Tim memanfaatkan fasilitas ruangan kampus guna mendukung keberhasilan pelatihan yang membahas detail terkait aplikasi mobile CLEIN (software) dan mengulik komponen penyusun tempat sampah pintar CLEIN (hardware). Diharapkan nantinya anggota karang taruna dapat memahami dasar pembuatan tempat sampah pintar CLEIN dan melakukan maintenance mesin secara mandiri.
Sosialisasi ketiga berfokus pada perkenalan CLEIN kepada warga RW 04 pada tanggal 1 Oktober. Sosialisasi ini dihadiri oleh setiap ketua RT di RW 04, berikut dengan anggota karang taruna dan ibu anggota Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dari RW 04. Dosen pembimbing tim SG UI/UX, Bu Suryatiningsih, turut hadir untuk ikut mendekatkan diri dengan masyarakat Desa Bojongsoang RW 04. Sosialisasi berjalan lancar dan diramaikan dengan antusiasme warga yang terlihat dari banyaknya pertanyaan, masukan, serta ungkapan harapan dari masing-masing individu yang hadir.

Sosialisasi keempat ialah lanjutan dari sosialisasi kedua yang lebih mengacu pada pelatihan terhadap anggota karang taruna. Pada pelatihan yang dilaksanakan di tanggal 21 Oktober ini, tim mendemostrasikan tempat sampah pintar CLEIN lebih rinci dan jelas dengan menggunakan hasil pembangunan mesin yang sudah mendekati selesai.Tempat sampah pintar CLEIN diharapkan mampu menjadi salah satu sumber pendapatan baru bagi masyarakat Desa Bojongsoang, terkhususnya dari RW 04, dan solusi yang membantu meningkatkan kebersihan serta produktivitas dari warga. Dengan melakukan sosialisasi sebagai bentuk pemberdayaan, pun diharapkan bisa memberikan pengetahuan dan menambah wawasan terkait perkembangan teknologi kepada masyarakat RW 04 Desa Bojongsoang.

Untuk mengikuti kegiatan terbaru bisa cek ke media sosialnya di https://www.instagram.com/clein.id

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline