Lihat ke Halaman Asli

Antara Capek Urus PSM atau Emosi dengan Ego...

Diperbarui: 23 Juni 2015   23:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Persiapan PSM Makassar sedikit terganggu, setelah direktur olahraganya, Andi Darussalam Tabussalla (ADS), mengundurkan diri dari posisinya. Padahal, skuad kebanggan kami ini “Juku Eja” tengah melakukan persiapan melawan Persebaya Surabaya, sebelum paruh musim berakhir.

Hal yang menggelitik saya adalah pernyataan tersebut mengejutkan, pasalnya tim tertua di Indonesia ini, untuk sementara ini mengalami grafik peningkatan di kompetisi bergengsi di Tanah Air ini. Dalam tur Papua saja PSM Makassar mampu membawa pulang 4 poin. Alasan mundurnya ADT, yang juga ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sulsel ini, tidak diketahui pasti. Namun, kabar beredar ialah persoalan homebase PSM yang menjadi pemicu. Memang saat ini PSM Makassar kemungkinan besar balik ke homebase mereka pada putaran kedua yaitu distadion A. Mattalatta. Wacana ini muncul karena adanya mediasi pihak manajemen PSM Makassar dengan pihak pengelola stadion yaitu Yayasan Olahraga Sulawesi Selatan (YOSS). Maslahnya adalah dari awal sebelum bergulir di ISL, negosiasi pengelola PSM dan pihak YOSS tidak ada titik temu , hal inilah yang membuat ADS emosi dan dengan egonya membuat PSM menjadi musafir di tanah Jawa pada putaran pertama dan mempersiapkan stadion gelora mandiri Pare-pare untuk homebase PSM empat tahun kedepan.

Namun, setelah menjadi musafir, banyak masalah di PSM. Mulai dari pemecatan tercepat yaitu pelatih Jorg Peter Steinebrunner. Pelatih yang “dipilih” sendiri oleh puang ADS. Sejak awal kami ragu dengan pelatih ini karena track recordnya yg cukup memprihatinkan di kancah sepakbola Indonesia. Terakhir ia melatih deltras Sidoarjo dan hasilnya deltras degradasi. Lalu pembelian pemain alumnus timnas Indonesia yang kesannya seperti “titipan” sebut saja rachmat latief, Djayusman triasdi, Markus Haris Maulana dan Ponaryo Astaman. Pemain Asing pun begitu, Mario Costas, Rhoman Chmello dan William bird yang sampai hari ini saya tidak mengerti manfaat mereka untuk tim ini sampai hari ini. Seiring berjalannya waktu, pemain dan pelatih peasanan tersebut praktis membiat PSM hanya sekali menang dan menelan 3 kekalahan dan sekali seri.

Kami selaku suporter dan pencinta PSM berang, yang berujung pemecatan pelatih dan meminta untuk memainkan pemain muda PSM yang telah berjasa membawa PSM “kembali” ke ISL. Ternyata om Rudy William Keltjes paham betul apa yang kami mau dan mengerti bahwa selama ini ada kondisi “like or dislike”. Setelah ada perubahan akhirnya dalam tur Papua kami mampu mendapatkan empat poin. Suporter sadar betul bukan hanya line up pemain yang harus kami “kawal” tetapi seperti postingan saya sebelumnya, kami ingin kembali bermain di Makassar karena kami sadar rumah PSM adalah di Makassar bukan di tanah Jawa. Beberapa minggu yang lalu pihak suporter melakukan diskusi “tudangsipulung for PSM” dan kami meminta untuk merenovasi stadion A. Mattalatta tanpa ada pihak yang dirugikan termasuk manajemen PSM dan pihak YOSS. Alhamdulillah, hasilnya pihak YOSS mau membantu PSM untuk membukakan jalan.

Dari cerita saya di atas, para pembaca kompasiana pasti juga paham kenapa ADS mundur. Ya, jawabannya cukup ringkas “ego dan hanya mementingkan diri sendiri” tanpa mengingat bahwa PSM adalah milik bersama dan tujuannya untuk melihat PSM Makassar untuk lebih baik lagi kedepannya. Kalau memang ingin melihat PSM maju kenapa anda harus mundur? Aneh. Dimedia ADS yang dikonfirmasi soal pengunduran dirinya membenarkan hal tersebut. Namun, dirinya tidak merinci alasan pengunduran dirinya. Dirinya hanya bilang "Iya saya mundur, saya capek," singkat mantan direktur Badan Liga Indonesia ini. Ngurus PSSI dan KONI sekitar 10 tahun kok capek tapi urus PSM yang baru juga 6 bulan sudah mundur. Padahal anda sendirikan putra daerah, mana budaya siri’ yang anda pegang. Sementara itu, Chief Executive Officer (CEO) PSM, Rully Habibie, yang dimintai komentarnya soal pernyataan ADS yang mengundurkan diri, mengatakan dirinya tidak tahu menahu. "Saya tidak tahu itu. Saya tidak bisa komentar," kata bung Rully. Pernyataan pengunduran ADS tersebut, mendapat tanggapan dari pelatih kepala PSM, Rudy William Keltjes. Menurutnya, penyataan tersebut dilontarkan ADS, karena pengaruh emosi. "Saya akan bicara sama Pak Andi, minta kepada Pak Andi sabar dan pikirkan betul pernyataan ini," kata dia saat ditemui usai melakukan latihan di lapangan Karebosi. Couch Rudy juga menambahkan kalau Pak Andi itu orangnya loyal sekali kalau soal sepakbola. Sehingga, Ini harus dibicarakan dulu jangan sampai ada salah paham. Tapi bagi saya dan bagi pencinta PSM kalau memang hal itu sudah fix ya sudahlah. Tanpa ADS pun PSM tetaplah PSM yang disegani lawan dan bukan tidak mungkin bisa jauh lebih baik.

Saat ini, Pasukan Ramang terus mempersiapkan diri agar bisa mengamankan poin di laga kandang terakhirnya melawan Persebaya Surabaya. Apalagi, posisi PSM di klasemen sementara masih dibayangi zona merah. Untuk itu di laga terakhir ini tiga poin menjadi incaran untuk memperbaiki posisi. Jadi , kami rasa bahwa hal ini bukanlah masalah serius segala sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan sepakbola jangan di masukkan ke dalamnya karena hal itulah yang merusak entah itu politik ataupun mafia di dalamnya. Tetaplah fokus dan maju PSM Makassar.. Ewako !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline