Lihat ke Halaman Asli

Nilai Itqan Mahasiswa Pekerja

Diperbarui: 12 April 2018   20:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dalam melaksanakan setiap pekerjaan atau tugas setiap individu tentu dituntut untuk melaksanakan dengan sebaik-baiknya, seoptimal mungkin agar setiap tugas yang diamanahkan dapat memperoleh  hasil yang maksimal sesuai dengan apa yang diharapkan. Instrumental kesungguhan dalam mengemban tugas  merupakan sejalan dengan apa yang diperintahkan oleh agama, dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Aisyah R.A  bahwa Rasulullah SAW bersabda "Allah azza wa jalla menyukai jika salah seorang di antara kalian melakukan suatu amal secara itqan."  (HR Thabrani).

Pekerja  menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)  memiliki arti orang yang bekerja ataupun orang yang menerima upah atas hasil kerjanya. Makna itqan merupakan salah poin yang sangat perlu ditanamkan  dalam etos kerja seorang muslim, secara literal itqansendiri mempunyai  arti  kemantapan dan perfectness  (Hafidhuddin dan Hendri Tanjung: 2003)

dalam definisnya Didin Hafidhudin (2011)  pada sebuah artikel  berjudul  "Ihsan dan Itqan-lah dalam Mengemban Tugas" Memberi definisi bahwa itqanadalah kesungguhan dan kemantapan dalam melaksanakan suatu tugas, sehingga dikerjakannya secara maksimal, tidak asal-asalan, sampai dengan pekerjaan tersebut tuntas dan selesai dengan baik.

Tangerang raya  sebagai salah satu  daerah penyangga ibu kota Jakarta memiliki ciri khas sebagai kota seribu jasa dan industri, tidak menafikan bahwa roda bisnis jasa dan industri ini membawa backgroundsendiri bagi tipe mahasiswa yang ada di Tangerang, selain adanya mahasiswa yang  puremahasiwa ada juga  tipe mahasiswa pekerja/bekerja.  Menurut  Baehaqi  dalam artikel yang berjudul "Studi Skill Bagi Mahasiswa"menyebutkan bahwa di Tangerang sendiri  hampir sekitar  60%-75%  mahasiswa melakukan aktivitasnya sambil bekerja bahkan mengurus rumah tangga.

Banyak hal yang melatarbelakangi kenapa menjadi mahasiswa pekerja, menurut hemat penulis salah satu faktor nya dari segi ekonomi sendiri, bisa dibilang  sebagai mahasiswa berdikari (berdiri dengan kaki sendiri) yakni mahasiwa yang membiayai biaya perkuliahan dengan hasil usaha atas keringat sendiri. Ada apresiasi yang harus diberikan kepada mahasiwa pekerja ditengah kesibukan menjalankan aktivitas kerja yang hampir bisa memakan waktu kurang lebih 8 jam  perhari tetapi masih  mempunyai motivasi yang tinggi untuk menuntut ilmu dibangku perkuliahan.

Ada dua hal yang memang harus menjadi pertanggung jawaban sebagai mahasiswa tipe ini, yang pertama karena bersatus sebagai pekerja baik sebagai karyawan swasta atau lainnya maka tanggung jawabnya terhadap pekerjaan itu sendiri di tempat ia bekerja baik dalam sebuah perusahaan/instansi lainnya

Artinya nilai itqanharus tetap dipupuk saat mahasiswa bekerja dan statusnya sebagai  mahasiswa nya tidak menjadi alasan  bermalas-malasan atau tidak semangat menjalakan aktivitas bekerja, misalkan dengan alasan kelelahan, tidak mencapianya target yang ditentukan ataupun sebagainya.  

Adapun yang kedua pertanggung jawaban sebagai mahasiswa sendiri, baik secara intern didalam kampus yakni dari segi absensi, tugas tugas dan knowledge (pengetahuan) yang dimiliki, secara ektern status mahasiwa di lingkungan masyarakat harus menempatkan diri sebagai pribadi yang visionerdan peka terhadap masalah sosial.  Begitupun sebaliknya alasan bekerja tidak boleh menjadi alasan bermalas-malasan menjadi seorang mahasiswa karena mahasiswa sendiri mepunyai tugas dan fungsi yang jelas.

MANAJEMEN DAN KOMITMEN

Dalam proses belajar setiap mahasiswa dituntut untuk mendapatkan hasil yang cukup memuaskan  yang di buktikan dengan  IP (Indeks Prestasi) maupun IPK (Indeks Prestasi Kamulatif), karena pada  dasarnya setiap lulusan sarjana sebuah perguruan tinggi diharapkan dapat  menjadi insan yang lebih berkualitas baik dari segi skiil atau kemampuan maupun knowledge(pengetahuan).  

Menurut Slameto yang dikutip (Widya: 2013) dalam jurnalnya yang berjudul "Hubungan antara kepuasan kerja dengan motivasi berprestasi pada mahasiswa yang bekerja paruh waktu" menyebutkan ada dua faktor yang mempengaruhi pengukuran prestasi akademik, yakni: faktor internal, yaitu faktor yang timbul dalam diri sendiri meliputi kecerdasan, bakat, minat, motivasi dan manajemen waktu. Adapun faktor lainnya yaitu faktor eksternal, faktor yang sifatnya dari mahasiswa meliputi keadaan keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline