Oleh : Surya Suwarna (Mahasiswa Univeritas Muhammadiyah Tangerang (UMT) dan Anggota Forum Alumni Kelompok Studi Ekonomi Islam SCiBe UMT
Kita patut berbangga dengan Indonesia, Alhamdulillah dukungan dan sambutan terhadap ekonomi syari'ah semakin mengalir begitu deras, tentu semua itu tidak akan bisa terjadi apabila pendahulu-pendahulu baik tokoh agama, tokoh ekonomi, dan tokoh politik serta pemerintahan tidak berkolaborasi bersama membangun pondasi-pondasi awal dalam memperjuangkan untuk menggerakan ekonomi syari'ah di bumi pertiwi yang kita cintai.
Cita dan harapan para pendahulu yang memperjuangkan ini semua tentu adalah sebuah cita yang tidak hanya berakhir saat berakhir juga usia para pendiri pondasi ekonomi syari'ah di Indonesia , tentu sebuah cita dan harapan ini akan terus di gelorakan menjadi semangat dalam estafet dakwah ekonomi syari'ah di tanah air ini.
Memang perjuangan untuk mencapai kesempurnaan tidak akan lahir dengan cepat, dan tidak begitu saja hadir dengan mudah, tetapi setiap ikhtiar yang dilakukan pasti akan berbuah kebaikan, dahulu ekonomi syari'ah yang kita kenal hanya sebatas lembaga keuangan syari'ah yakni bernama bank syari'ah tetapi seiring berjalannya waktu lembaga-lembaga keuangan lainnya ikut bertransformasi menerapkan sistem berbasis syari'ah, seperti asuransi syari'ah, koperasi simpan pinjam berbasis syari'ah dan pasar modal syari'ah.
Tidak berhenti pada lembaga keuangan saja, para ulama, cendikiawan muslim, tokoh ekonomi, pemerintah saat ini terus bahu membahu menjadikan ekonomi syari'ah sebagai instrumen yang bisa memecahkan permasalahan-permasalahan perekonomian di Indonesia, sehingga saat ini industri syari'ah terus ikut andil menjadi roda penggerak pembangun bangsa, dimana industri pariwisata syari'ah yang semakin dilirik dunia, industri kosmetik halal yang semakin mempunyai nilai jual yang cantik, industri fashionMuslim yang tidak pernah kehilangangan daya kreatifitasnya, serta tidak ketinggalan industri kesehatan seperti rumah sakit, kini telah mempunyai tempat dengan mepunyai pedoman dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam penyelengaraannya.
Optimisme penggeloraan ekonomi syari'ah tentu tidak berhenti saja pada tataran pihak pihak yang mempunyai pengaruh pada kekuasaan untuk mendukungnya, tetepi masyarakat sendiri sebagai civil society didalamnya harus terus mendukung agar geliat ekonomi syari'ah terus berkembang seiring bejalannya waktu, seperti bagaimana kontribusi masyarakat terhadap penggunaan produk-produk berbasis syari'ah, dalam hal ini misalkan masih menjadi catatan di lembaga keuangan syari'ah dimana market share perbankan syari'ah masih pada sekitran 5% -6% padahal sejak berdirinya bank syari'ah pertama di Indonesia, sudah hampir abad atau 25 tahun perjalanan melaluluinya, tetapi catatan tersebut bukan untuk menambah kepeseimisan kita kedepan kepada negara Indonesia sebagai kiblat ekonomi dan keuangan syari'ah dunia.
Hal ini akan menjadi titik awal kembali bagaimana semua elemen terus terlibat dalam motor penggerak ekonomi yang berorintasi bagi kemaslahatan umat manusia. Seperti bagaimana pemerintah dan pemangku kebijakan lainya terus mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang mendukung dan mempermudah dalam mengembangan penerapan sistem syari'ah dalam ekonomi ini baik dari hulu pemerintah pusat maupun hilir pemerintah daerah, begitu juga tataran praktisi bagaimana bisa menghadirkan inovasi-inovasi terbaru dalam perindustri'an syari'ah sehingga produk tersebut dapat diminiati seluruh komponen masyarakat dan menciptakan ketertarikan masyarakat agar terus tumbuh yang berdampak pada mampu bersaingnya industri-industri syari'ah dengan industri industri lainnya.
Begitu dalam dunia pendidikan selain telah banyak membuka program-program studi ekonomi syari'ah, pelaku pendidikan harus juga menyiapkan pula calon sumber daya manusia yang mampu mengaplikasikan ilmu untuk meningkatan daya saing industri syari'ah kedepannya , dan tidak kalah seiring berkembangnnya dunia teknologi informasi dan komunikasi, pers mempunyai nilai penting dalam memberitakan serta mengedukasi masyarakat mengenai ekonomi syari'ah dan perkembangnya, dengan demikan pers menjadi ujung tombak membangun peradaban literasi ekonomi syari'ah bagi masyarakat.
Dengan berkembangnya media pres di tanah air baik televisi, radio, surat kabar bahkan sekarang lewat media internet, maka sudah selayaknya pemangku - pemangku kebijakan media tersebut dan insan pers sendiri, membuka dan memberi ruang untuk mampu menjadikan medianya sebagai rujukan bagi para penikmatnya dalam mengawal perkembangan ekonomi syari'ah di Indonesia, terlebih disisi pemberitaaan surat kabar dan pemberitaan internet, kedua media ini harus mampu juga memberikan pemahamaan yang baru bagi para pembacanya dalam mengedukasi ekonomi syari'ah seperti menerbitkan features dan kolom khusus ekonomi syari'ah, bahkan menerbitkan jurnal ekonomi syari'ah yang bekerja sama dengan perguruan tinggi di Tanah Air. Semoga dengan satu kesatuan ini kesadaran akan pentingnya ekonomi syari'ah semakin tinggi
Dengan menamakan konsep bertaawundan beramal jama'idalam mendukung ekonomi syari'ah oleh semua elemen kehidupan berbangsa dan bernegara semoga ekonomi syari'ah tidak hanya dijadikan alternatif untuk memecahkan permasalahan-permasalahan perekonomian tetapi menjadi sebuah kemestian yang diterapkan untuk kemaslahatan kesejahteraan bersama.
Tangerang Selatan, 02/01/2017