Lihat ke Halaman Asli

surya ramadhana

PNS yang saat ini bekerja di BPS Kabupaten Buru Selatan, Maluku

Potensi dan Hambatan E-commerce di Indonesia

Diperbarui: 26 Februari 2019   08:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi e-commerce | sumber: themaghrebtimes.com

Di era berbasis industri 4.0 telepon seluler (ponsel) sudah menjadi kebutuhan utama. Keberadaannya terkadang setara dengan kebutuhan dasar manusia itu sendiri yang berupa sandang, pangan, dan papan. Tak jarang kita menemui orang yang berpakian biasa-biasa saja tetapi memiliki ponsel keluaran terbaru.

Pasalnya selain berfungsi sebagai alat komunikasi, ponsel juga bisa mengukur seberapa jauh eksistensi seseorang ditambah kemampuannya yang bisa tekoneksi dengan dunia maya melalui internet.

Sejalan dengan hal tersebut, dalam publikasi Statistik Telekomunikasi Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa rumah tangga yang memiliki akses internet terus bertumbuh selama 4 tahun terakhir.

Di tahun 2017 sudah lebih dari 50 persen rumah tangga memiliki akses internet. Bahkan jika dirinci berdasarkan daerah perkotaan dan pedesaan selisih angkanya mulai mengecil, persentase akses internet di perkotaan sebesar 70,89 %.

Sementara rumah tangga pedesaan yang memilkik akses internet sebesar 41,99%. Angka tersebut diprediksi akan terus bertambah mengingat di tahun 2019 ini kominfo dengan palapa ringnya menargetkan seluruh kabupaten di Indonesia (514 Kabupaten) akan terhubung internet dengan kualitas dan kecepatan yang sama.

Hubungan antara ponsel dan internet semakin diperkuat oleh data lain yang menyebutkan bahwa di tahun 2017 sebanyak 92,78% rumah tangga mengakses internet melalui ponsel. Itu artinya, hampir seluruh rumah tangga yang terhubung internet pernah menggunakan ponsel sebagai media koneksnya.

Tingginya penetrasi internet dan ponsel di Indonesia membuat banyak perusahaan digital baik lokal ataupun internasional melirik Indonesia sebagai negara yang potensial secara bisnis, terutama di sektor perdagangan elektronik (e-commerce).

Tak mengherankan jika banyak perusahaan e-commerce bermain di Indonesia. Pasalnya, data dalam publikasi Statistik Telekomunikasi mencatat 14,67% rumah tangga menggunakan internet bertujuan untuk melakukan aktivitas jual beli barang dan jasa. Perusahaan seperti Tokopedia, Bukalapak, Shopee, dan perusahaan lainnya adalah bukti bahwa e-commerce di Indonesia sangat menjanjikan. 

Pada dasarnya perusahaan e-commerce hanyalah tempat untuk mempertemukan pembeli dan penjual secara virtual. Ekosistem e-commerce memungkinkan untuk memotong rantai distribusi barang  sehingga harga lebih bersaing secara ekonomi.

Barang bisa langsung terdistribusi dari konsumen ke produsen tanpa melewati banyak agen-agen perdanganan. E-commerce pun banyak membantu Usaha Mikro Kecil Menegah (UMKM) untuk menemukan pembelinya.

UMKM yang cenderung minim modal dapat berjualan secara gratis, bahkan beberapa dari mereka tidak memiliki toko fisik. Namun dibalik besarnya potensi pasar digital terdapat juga besarnya tantangan yang harus dihadapi. Tantangan tersebut dapat terurai berdasarkan produksi, jalur distribusi, dan konsumsi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline