Lihat ke Halaman Asli

Anak Broken Home Harusnya Lakukan 5 Hal Ini!

Diperbarui: 28 Juni 2021   19:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anak broken home dapat bangkit dari keterpurukannya (unsplash/caleb-woods)

"Saya berpendapat bahwa ada beberepa hal yang bisa anak broken home lakukan untuk bangkit dari keterpurukannya."

Sebuah keluarga merupakan tempat pertama bagi anak untuk mempelajari banyak hal, yang disebut keluarga itu sendiri terdiri dari kepala kelurga (ayah), seorang ibu dan juga anak pada umumnya, yang tinggal disuatu tempat yang sama dalam keadaan saling ketergantungan.

Sebelumnya, kita harus mengetahui terlebih dahulu jika keluarga dapat terbagi menjadi dua bagian, yaitu 1) keluarga yang utuh, 2) keluarga yang tidak utuh (broken home). 

Broken home merupakan pecahnya suatu unit keluarga, terputusnya atau retaknya struktur peran sosial jika satu atau beberapa anggota keluarga gagal menjalankan kewajiban peran mereka. William J. Goode (2007).

Baca juga : Teruntuk Kalian dengan Broken Home

Seorang anak yang tumbuh dan besar dalam keluarga yang tidak utuh, secara psikologis jelas akan berbeda dengan anak yang tumbuh dalam keluarga yang harmonis. 

Seringkali anak broken home mengalami gangguan atau masalah-masalah yang berhubungan dengan sikap dan perilaku. Hal ini disebabkan, peran atau fungsi orang tua dalam sebuah keluarga tidak berjalan secara optimal. 

Beberapa orang tua memilih menghabiskan sebagian besar waktunya untuk bekerja, sehingga tidak punya cukup waktu untuk sekedar bercengkerama dengan anak. 

Wajar saja apabila anak akan berusaha melalukan hal-hal yang dapat mencuri perhatian dari orang lain, karena ia merasa tidak mendapatkan hal tersebut dari orang tua mereka.

Dalam kondisi ini, orang tua harus bisa menempatkan diri dalam posisi yang dapat membuat anak tetap merasa bahwa, orang tua merupakan tempat terbaik bagi anak untuk berkeluh kesah serta pemberi solusi terbaik untuk memecahkan persoalan sang anak. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline