Entah harus kepada siapa lagi kami mengadu dan memberikan informasi. Setiap memasuki musim hujan, jalan yang kami lewati belum ada perubahan. Padahal, jalan tersebut merupakan jalan kabupaten yang menghubungkan tiga kabupaten, yaitu Sumedang, Subang dan Indramayu.
Kami pasrah saja dengan keadaan, pernah diperbaiki dengan anggaran yang cukup fantastis. Namun, tidak tahan berapa lama. Jalan tersebut kembali pada semula. Tanahnya bergerak, airnya keluar dan betonannya kembali terguling.
Blok Haurpapak, jadi akses jalan satu-satunya menuju sekolah dan tempat kerjaan. Sudah banyak yang jadi korban Haurpapak. Terpeleset, terperosok, sampai pada jatuh ke jurang. Sungguh, berat bila harus melewati Haurpapak. Biar kami saja. Selain kendaraannya harus prima, mental pengendaranya juga harus stabil dan teruji.
Apalagi pagi hari dan saat malamnya turun hujan. Harus extra hati-hati, kontur jalan yang miring dan menanjak. Apalagi tanahnya tanah lempung, kalau diinjak ban motor bisa selip ban nya. Habis melewati jalan yang licin, kita akan bersiap menerima kenyataan jalan yang menanjak, sempit, dan rumpil. Diceritakan, ada sopir angkot yang belum pengalaman lewat Haurpapak, mobilnya sampai mundur lagi dan hampir saja masuk jurang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H