Pernah gak sih sahabat kompasianer mendengar Ordal? Ordal bukan orde lama, eh itu mah dulu ya. Ordal alias orang dalam jadi jembatan meniti segala sesuatu. Saat mau melamar kerja, paling duluan tahu ada lowongan. Saat ada produk baru, paling duluan beli. Saat ada urusan, paling duluan selesai. Memang Ordal membantu dalam segala hal.
Mereka adalah individu yang memiliki akses istimewa ke suatu lingkungan atau organisasi, dan menggunakan pengaruhnya untuk membantu orang lain.
Dalam konteks pekerjaan, ordal bisa menjadi mentor, rekan kerja yang suportif, atau bahkan atasan yang bersedia memberikan kesempatan. Mereka dapat memberikan bimbingan, berbagi pengetahuan, dan membuka pintu peluang yang mungkin sulit dijangkau oleh orang lain. Kehadiran mereka sering kali menjadi faktor penentu kesuksesan seseorang dalam mencapai tujuan kariernya.
Selain di dunia kerja, peran "orang dalam" juga sangat berarti dalam berbagai aspek kehidupan. Mereka bisa menjadi jembatan penghubung antara dua individu atau kelompok yang berbeda, membantu menyelesaikan konflik, atau bahkan menyelamatkan nyawa. Kedermawanan dan empati yang dimiliki oleh seorang "orang dalam" sering kali menginspirasi orang lain untuk melakukan hal yang sama.
Namun, penting untuk diingat bahwa tidak semua "orang dalam" memiliki niat baik. Ada juga yang menyalahgunakan pengaruhnya untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu. Oleh karena itu, kita perlu bijak dalam memilih dan mempercayai seseorang sebagai "orang dalam".
Meskipun demikian, peran positif dari seorang "orang dalam" tidak dapat dipungkiri. Mereka ibarat pahlawan yang sering kali bekerja di balik layar. Namun ada juga yang memanfaatkan Ordal untuk kepentingannya sendiri, bahkan menghalalkan segala cara demi angan dan cita-citanya.
Tatkala semua orang mengantri, mereka yang punya Ordal tak perlu antri. Langsung masuk ke ruangan dan ketemu Ordal. Urusannya beres seketika. Pasti perlu fulus biar mulus.
Ingat, hidup di dunia hanya sementara. Apa sih yang hendak dicari? Khoerunnas Anfauhum linnas, sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Semuanya akan dimintai pertanggung jawabannya di akhirat kelak. Untuk apa usia mu dihabiskan, untuk apa hartamu digunakan, untuk apa jabatanmu dijalankan.
Tidak semua orang yang punya ordal memanfaatkan akses istimewanya. Ada juga yang menempuh jalur biasa. Mereka tidak mau kejasaan orang lain. Pikirnya kalau orang lain berjasa padanya, maka harus diberi imbalan atas jasa tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H