Prosesi api unggun segera dimulai.
Pembawa acara jambore Ranting mengumumkan kepada semua peserta jambore untuk mempersiapkan diri. Semua lampu penerangan dipadamkan. Suasana hening, hanya terdengar bunyi jangkring dan burung malam hari. Hilir mudik penonton seketika berhenti. Menantikan api unggun yang akan dinyalakan. Dibalik kegelapan, tampak Pramuka penggalang dan siaga berlarian ketengah lapangan upacara. Membentuk formasi melingkari tumpukan kayu bakar.
Mereka berjumlah 10 orang, tiba-tiba sekelebat api kecil menyala. Pelita dari obor menerangi sekeliling tumpukan kayu bakar. Sebanyak 10 Pramuka membacakan sumpah setia Dasa Darma Pramuka. Akhirnya api unggun menyala dengan terangnya diikuti dengan kembang api yang meluncur ke angkasa.
Kembang api, si cantik malam yang menghiasi langit dengan warna-warni memukau, ternyata menyimpan rahasia di balik keindahannya.
Mengapa kembang api bisa warna-warni?
Unsur seperti strontium memberikan warna merah, barium menghasilkan hijau, sedangkan natrium menciptakan warna kuning terang.
Lebih dari Sekadar Cahaya
Selain warna, kembang api juga menghasilkan suara ledakan yang khas. Suara ini berasal dari bahan peledak yang ada di dalam kembang api. Bahan peledak ini terbakar dengan cepat dan menghasilkan gas panas yang mengembang dengan sangat cepat, sehingga menimbulkan ledakan.
Api Unggun dan Penandanya
Api unggun, selain sebagai sumber cahaya dan panas, juga memiliki peran penting dalam komunikasi. Dulu, sebelum ada teknologi modern, asap dari api unggun digunakan sebagai sinyal atau penanda. Tinggi rendahnya asap, jumlah api unggun, dan jenis bahan bakar yang digunakan bisa menyampaikan pesan tertentu.