Dalam suatu pertemuan komunitas lintas agama, kang Uyan bertemu dengan beberapa rekan yang menanyakan resep menulis di blog. "Kang, bagaimana caranya supaya bisa menulis di blog?" tanya seorang kawan.
Bermula dari pertanyaan tersebut, saya lantas berpikir. Sebenarnya tidak ada resep khusus yang membuat sebuah pencapaian untuk tetap menulis di blog. Selain sebagai upaya untuk meningkatkan kompetensi literasi, juga sebagai personal branding kang uyan.
Namun, sudah beberapa tahun ini, Kang Uyan tetap Istikomah untuk menulis di blog Kompasiana. Mengapa blog Kompasiana?
1. Jejaring Kompasiana luas
2. Banyak event yang diselenggarakan
3. Terdapat topik pilihan yang bisa memantik ide
4. Memiliki sistem poin
5. Berpeluang mendapatkan K-Reward
Supaya dapat Istikomah menulis, kang Uyan menetapkan target satu hari satu artikel (sahasakel), mulai dari artikel yang jumlah katanya 200 sampai 1000. Pada awalnya terdapat mental blok yang menghalangi. Rasa malas dan segan untuk menulis.
Takut tidak ada yang baca, takut tulisannya jelek, takut ada yang memberi komentar jelek. Semua ketakutan itu terus menghantui saat pertama kali menulis blog. Akan tetapi, menulis di Kompasiana tidak kejadian ketakutan tersebut. Semua kompasianer selalu mendukung setiap tulisan yang saya publish.