Lihat ke Halaman Asli

Label Tebal Guru Penggerak dalam Transformasi Pembelajaran

Diperbarui: 8 Agustus 2024   21:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kunjungan Kerja Dirjen PAUD DIKDASMEN (dokpri)

Sebanyak 119 guru penggerak kabupaten Sumedang dari angkatan 5, 7 dan 8 diundang oleh Dinas Pendidikan untuk menghadiri kunjungan kerja Dr. Iwan Syahril selaku Dirjen PAUD, Dikdasmen. Kami menyadari, setelah 9 bulan yang melelahkan menyelesaikan Program Guru Penggerak. Kini harus kembali ke kelas untuk mengimplementasi pemikiran hebat Ki Hajar Dewantara (KHD). Cucuran keringat dan kelopak mata yang menggelayut dari paparan layar monitor itu kini perlahan sudah memudar. Merecharge energi penggerak kembali bergairah. Setelah satu tahun terlewati.

Kami yang diundang adalah gabungan dari kepala sekolah dari guru penggerak dan perwakilan guru penggerak. Tentunya dalam menjalani PGP, bukan tanpa ada tantangan dan omongan. Dimana golden tiket menjadi iming-iming bagi sebagian orang. Namun kami menjalaninya karena senang belajar untuk mengupgrade pengembangan diri. Golden tiket hanyalah bonus saja.

Kedatangan Dirjen PAUD DIKDASMEN seolah-olah jadi penggerek yang akan mengisi kembali energi penggerak. Dalam paparannya, suatu inovasi bagaikan kurva normal atau gentong awalnya sedikit, ditengah gemuk dan diakhir sedikit. Diawali dari peran guru penggerak yang hanya mengisi sekitar 20% diharapkan dapat menginvasi guru lainnya untuk bersama-sama bergerak meningkatkan kualitas pembelajaran yang berpihak pada murid. Sedangkan 20% terakhir yaitu guru yang menolak perubahan terkait merdeka belajar. Label guru penggerak sudah melekat dalam baju PGP, suka tidak suka guru Penggerak menjadi garda terdepan disekolah untuk mengejawantahkan konsep pendidikan KHD. Bukan penghamba teknologi, dikit-dikit aplikasi. Mau mengajar buka aplikasi, mau mengases buka aplikasi. 

Guru penggerak seolah menjadi kuda balap yang harus lebih dulu sampai dan menginspirasi, bukan lagi kuda renggong yang melangkah gontai memikul beban administrasi. Murid-muridmu menanti dikelas merindukan kehadiran guru penggerak dalam menemukan potensi dan menuntun bakat minatnya, bukan menuntut kurikulum yang harus diselesaik

an.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline