Lihat ke Halaman Asli

Suryan Nuloh Al Raniri

Pengawas Sekolah

Menilai Orang Lain dengan Kacamata Kuda, Apa Dampaknya?

Diperbarui: 31 Juli 2024   23:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kacamata Kuda (diolah pribadi dari dokumen Canva)

Dalam sebuah perkumpulan orang dewasa saat sore hari menjelang magrib. Disebuah teras rumah duduk bersila melingkar ditemani berbagai macam kudapan hangat dan kopi hitam pahit. Diskusi yang awalnya fokus pada satu permasalahan, malah disisipi berbagai macam iklan dan promosi diri serta kelompoknya. Tak tahu darimana sumber informasi yang didapatkannya, sehingga dapat menjustifikasi seseorang dihadapan orang banyak. Kesalahan sedikitpun bisa menghilangkan kebaikan selama ini. Seperti peribahasa, nilai setitik rusak susu sebelanga. Semut di seberang lautan jelas kelihatan, tapi gajah di pelupuk mata tidak kelihatan. Sungguh keterlaluan.

Kebiasaan menilai orang lain berdasarkan pandangan yang sempit (kacamata kuda) dapat membahayakan. Diantaranya: 

1. Menimbulkan kesalahpahaman dan konflik. Informasi dari salah satu pihak bisa merusak reputasi seseorang. Karena tidak memiliki gambaran yang utuh dan holistik. Hal ini dapat memicu konflik antar warga dan hubungan yang tidak harmonis. Mungkin saja salah mengartikan perilaku seseorang, karena kacamata kuda yang sempit. 

2. Hilangnya kesempatan

Menilai orang lain hanya berdasarkan kekurangannya akan membuat kehilangan kesempatan untuk mengenalnya lebih dekat lagi. Mungkin saja yang kita nilai memiliki kelebihan dan potensi yang lebih baik dari dirinya dan tidak diketahui sebelumnya. 

3. Ketidakadilan 

Menilai seseorang memakai kacamata kuda, hanya berprasangka negatif pada orang lain dapat menimbulkan ketidakadilan pada dirinya. Hanya sebelah pihak tanpa memperdulikan orang lain. Belum tentu dirinya lebih baik dari yang dinilai. 

Oleh karena itu alangkah baiknya tidak menilai seseorang memakai kacamata kuda yang berpikiran sempit. Kita harus bisa open-minded, berpikiran terbuka dari berbagai macam perspektif. Supaya terjalin hubungan yang baik dan positif antar sesama warga. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline