Lihat ke Halaman Asli

Elegi Awal Juli : Meski Geram, Tetap Taat Bayar Pajak

Diperbarui: 8 Juli 2024   19:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menunggu Antrian Di Kantor Samsat (foto:suryan)

Sebagai warga negara yang baik, harus taat bayar pajak. Baik itu pajak bumi dan bangunan maupun pajak kendaraan. Tepat tanggal 8 Juli 2024, pajak 5 tahunan mobil harus segera dibayar. Kalau telat bisa didenda juga, seperti sepeda motor yang kena denda. Supaya tidak ngantri di kantor Samsat, pukul 8.00 kang uyan bergegas segera berangkat. Tak lupa membawa persyaratan yang harus dibawa, berupa STNK asli dan fotocopy, BPKB asli dan foto copy , KTP asli dan fotocopy masing-masing 2 lembar. 

Karena harus dicek fisik nomor rangka dan nomor mesin, mobilnya harus dibawa ke Samsat. Sebelum tiba, mampir dulu fotocopy- an untuk melengkapi persyaratan. Dengan langkah pasti, sudah siap semua persyaratan yang dimasukkan kedalam map warna biru. 

Kejadian pertama

Kunci kontak dion-kan, tetiba terdengar bunyi "ngek-ngek" kemudian "tek-tek" sampai tak terdengar lagi suara starter mobil. Aduuh, kenapa lagi ini mobil, pikirku. Langkah pertama, jangan panik. Semua penumpang bergegas turun, untungya dekat kios nasi goreng yang tutup. Sehingga bisa duduk dikursinya. 

Mogok saat Mau Bayar Pajak (foto:suryan)

Apa yang dilakukan?

Berbekal pengalaman selama merawat mobil tua, permasalahannya pasti pada pengapian. Bisa di aki, alternator/dinamo atau koil. Tiga benda itulah yang saya cek. Apakah ada masalah atau masih bagus? Dilepas satu persatu baut yang nempel di aki, kemudian dibawa ke bengkel yang bisa nge-charge. Selang berapa lama, aki yang dicharge sudah dibawa lagi untuk dipasang kembali. "Coba distarter", kata bengkel. Ngek-ngek, tek-tek. Begitu bunyi starter mobil saat dihidupkan. Aduh, kenapa ini?. Dicek alternatornya, masih bagus kok, kata bengkel. Dicek koilnya, juga masih bagus. Ah, harus dijumper pakai aki mobil lain. Kebetulan, bengkelnya punya mobil juga. Dicopotlah, aki mobilnya. Lalu sambil membawa kabel yang gede-gede dua buah berwarna merah dan hitam. Dilakukanlah jumper. Kalau yang belum tahu, jumper itu merupakan proses menghubungkan aki mobil yang mati dengan aki mobil yang hidup untuk memberikan daya dan menghidupkan kembali mesin mobil yang mati. Dan, cek-cek, gruuung-gruuung. Suara mobil terdengar berisik, karena knalpotnya besar. Alhamdulillah, bisa menyala. Kemudian, dimatikan lagi kunci kontaknya, lalu dinyalakan lagi. Ehh, tidak hidup. Ahh, ini mah akinya sudah soak alias ngedrop. Lalu dijumper lagi, sama mang bengkel. Setelah hidup lagi, sengaja tidak dimatikan mobilnya. Terpikir juga untuk balik lagi ke rumah, dengan resiko pajak bakalan kena denda.

Percobaan kedua

Kata mang bengkel, coba saja jalan. Supaya setrumnya ngisi. Sebelum pergi, tidak lupa membayar jasa mang bengkelnya. "Mang, berapa"? "Ah terserah", kata mang bengkel. Saya jadi bingung, juga. Dikasihlah, uang 3 lembar sepuluh ribuan. Terimakasih ya mang. 

Jarak dari bengkel ke kantor Samsat tidak begitu jauh, hanya 15 menit untuk sampai di lokasi. Sesampainya di kantor Samsat, penasaran juga dengan aki mobil. Dimatikan lah mobilnya ditempat parkir, dicoba lagi distarter. Dan apa yang terjadi? Tidak nyala alias "tek-tek-tek". Sekarang pilihannya hanya dua, nge-charge aki atau beli aki baru. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline