Lihat ke Halaman Asli

Tahapan Model Pembelajaran Problem Based Learning dalam Kurikulum 2013

Diperbarui: 24 September 2020   13:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Problem Based Learning dalam Kurikulum 2013 (Sumber: www.pixabay.com)

Kurikulum 2013 akan diterapkan sepenuhnya pada tahun pelajaran 2014-2015 setelah melalui uji coba pada tahun pelajaran 2013-2014 pada beberapa sekolah rujukan. 

Penerapan kurikulum 2013 mendapat tanggapan beragam dari para pendidik. Ada yang menerima dengan sepenuh hati, tetapi ada juga yang masih ragu-ragu. 

Kendati demikian, pemerintah telah yakin bahwa kurikulum 2013 akan dapat dilaksanakan dan diterapkan di seluruh sekolah di Indonesia dengan baik. Hal itu berangkat dari keyakinan bahwa kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya (KBK dan KTSP). 

Dalam kurikulum 2013 penilaian sikap dimasukkan dalam Kompetensi Inti (KI), yaitu KI 1( Nilai Spiritual) dan KI 2(Nilai Sosial). Sementara Pengetahuan dan Keterampilan terdapat pada KI 3 dan KI 4. 

Nilai sikap yang tersurat dalam KI 1 dan KI 2 diharapkan agar peserta didik tidak hanya mumpuni di bidang pengetahuan dan keterampilan saja, tetapi juga memiliki sikap spiritual dan sikap sosial yang baik.

Selain menerapkan penilaian yang seimbang antara nilai sikap, pengetahuan, dan keterampilan, kurikulum 2013 juga menggunakan pendekatan saintifik dalam pembelajaran. 

Pendekatan saintifik merupakan pembelajaran yang menggunakan tahapan mengamati, menanya, mengmpulkan data, menalar, dan mengasosiasi, bahkan sampai pada tahap jejaring. 

Ada beberapa model pembelajaran yang sesuai untuk diterapkan dalam kurikukulum 2013, di antaranya Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning), Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning), dan Pembelajaran  Berbasis Masalah (Problem Based Learning).

Sebagai seorang guru, kita harus mampu mendesain dan memilih model pembelajaran yang sesuai dengan tema dan kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh peserta didik. 

Model pembelajaran yang kita pilih hendaknya disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan peserta didik, sumber belajar, serta daya dukung yang dimiliki oleh guru atau sekolah.

Sehubungan dengan pemilihan model pembelajaran, penulis mencoba berbagi informasi tentang ‘ Model pembelajaran Problem Based Learning dalam Kurikulum 2013’.

Problem Based Learning (PBL) adalah metode pengajaran yang bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai konteks untuk para peserta didik belajar berfikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah, dan memperoleh pengetahuan (Duch,1995).

Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam Kurikulum 2013 memiliki tahapan sebagai berikut:

Orientasi peserta didik terhadap masalah

Pada tahap ini, guru harus menjelaskan tujuan pembelajaran dan aktivitas yang akan dilakukan agar peserta didik tahu apa tujuan utama pembelajaran, apa permasalahan yang akan dibahas, bagaimana guru akan mengevaluasi proses pembelajaran. Hal ini untuk memberi konsep dasar kepada peserta didik. Guru harus bisa memberikan motivasi peserta didik untuk terlibat aktif dalam pemecahan masalah yang dipilih

Mengorganisasikan peserta didik

Pada tahap ini, guru membantu peserta didik mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah yang telah diorientasi, misalnya membantu peserta didik membentuk kelompok kecil, membantu peserta didik membaca masalah yang ditemukan pada tahap sebelumnya, kemudian mencoba untuk membuat hipotesis atas masalah yang ditemukan tersebut..

Membimbing penyelidikan individu dan kelompok

Pada tahap ini, guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya, melaksanakan eksperimen, menciptakan dan membagikan ide mereka sendiri  untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.

Mengembangkan dan menyajikan hasil karya 

Pada tahap ini guru membantu peerta didik dalam menganalisis data yang telah terkumpul pada tahap sebelumnya, sesuaikah data dengan masalah yang telah dirumuskan, kemudian dikelompokkan berdasarkan kategorinya. Peserta didik memberi argumen terhadap jawaban pemecahan masalah. Karya bisa dibuat dalam bentuk laporan, video, atau model.

Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah 

Pada tahap ini, guru meminta peserta didik untuk merekonstruksi pemikiran dan aktivitas yang telah dilakukan selama proses kegiatan belajarnya. Guru dan peserta didik menganalisis dan mengevaluasi terhadap pemecahan masalah yang dipresentasikan setiap kelompok.

Setelah selesai pembelajaran, jangan lupa agar guru memberikan penguatan, Dengan demikian peserta didik memiliki konsep yang bulat tentang kompetensi dasar yang dipelajari.

Mari bertekad bulat menyambut pelaksanaan kurikulum 2013 dengan semangat, karena guru yang hebat tidak pernah takut mencoba. Termasuk mencoba mengimplementasikan Model Problem Based Learning dalam pembelajaran di kelas. Siapa takut…..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline