Lihat ke Halaman Asli

KKN111 UIN SUKA Sarirejo

"Sekumpulan Mahasiswa dan mahasiswi yang mengabdikan diri untuk kesejahteraan Indonesia"

Memaknai Nilai Kultural GP Ansor Ranting Sarirejo dalam Mengawal Keimanan dan Persatuan Umat

Diperbarui: 16 Juli 2023   02:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

foto kegiatan pengajian selapanan di masjid 

Menjadi mahasiswa sudah pasti memiliki beban besar. Tidak terkecuali dalam pandangan masyarakat  yang memandang golongan mahasiswa sebagai orang cerdas, visioner, dan memiliki daya inovatif tinggi. Hal itu sering menjadi momok tersendiri bagi para mahasiswa, salah satunya bagi para mahasiswa yang tengah terjun dalam proses Kuliah Kerja Nyata (KKN).

Selain seklumit persoalan di atas, problem lain adalah bagaimana kita (mahasiswa KKN) bisa diterima secara terbuka oleh masyarakat? Hal yang mulanya di kira akan mudah, nyatanya sangat rumit. Kajian lapangan, sosial masyarakat, dan bentuk tradisi harus menjadi acuan utama. Apalagi jikalau dusun tempat KKN tersebut sudah memiliki sebuah sosial religius yang tinggi. Tentu akan menjadi tantangan tersendiri bagi mahasiswa yang berafiliasi pada KEMENAG. Seperti UIN dan IAIN.

Tepat di hari ke-10, pada tanggal 14 Juli 2023, Posko KKN 115 yang terdiri dari kolaborasi dua kampus, yaitu UIN Sunan Kalijaga dan UIN Walisongo, ikut berpartisipasi pada tradisi masyarakat Sarirejo. Hal itu bertujuan untuk  membaur pada elemen pemuda di Dusun Sarirejo, Guntur, Demak, Jawa Tengah. Kegiatan tersebut adalah pengajian selapanan Gerakan Pemuda Ansor Nahdlatul Ulama (NU). Keikutsertaan kami merupakan wujud dari kesungguhan untuk belajar dan melakukan silaturahmi pada seluruh bagian masyarakat, tidak terkecuali pada golongan masyarakat yang tergabung pada sebuah organisasi.

Rois Latif (Ketua KKN dari UIN Sunan Kalijaga) mengungkapkan, "Saya mewakili seluruh teman-teman KKN, dengan penuh kerendahan hati menghaturkan terima kasih pada sambutan dan kehangatan yang diberikan. Saya berharap kehadiran kami di Dusun Sarirejo ini dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat".

Diawali Dengan Ngalap Berkah Nabi Muhammad SAW

Saat kami tiba di masjid An-Nur, tempat diadakannya acara, sambutan dari para jamaah itu sangat hangat. Kami diterima dengan senyum dan salam seduluran. Saat memasuki masjid, rasa solidaritas dan keakraban sangat pekat melingkupi atmosfer masjid. Disinilah kekaguman kami di mulai. Lantunan selawat dari kitab Diba' melangit syahdu, serasa mencumbu relung hati kami yang terdalam.

Kompak dan rancak para hadirin melantunkan syair-syair yang berisikan pujian Nabi Muhammad SAW yang termaktub di kitab Diba'. Sang imam yang memimpin pun membawakan selawat dengan nada-nada yang indah. Kami pun ikut larut dalam pusaran kerinduan dan keinginan untuk terciprat berkah dari baginda Nabi Muhammad SAW.

Acara memang bernuansakan Agama, Tapi Spirit Kebangsaan tidak diabaikan

Hal lain yang membuat kami kagum adalah nilai kebangsaan yang tetap melekat erat pada pengajian ini.  Meski acara ini bernapaskan nilai-nilai Islami, namun dalam acara GP Ansor NU ini justru tetap mencerminkan rasa cinta tanah air. Hal itu kami buktikan setelah acara tahlil selesai, semua hadirin di mohon untuk berdiri. Lantas sang MC mengomando untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Yalal Waton (Lagu semangat berbangsa khas orang-orang NU).

Kajian kitab dengan metode klasik yang tetap di pertahankan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline