Lihat ke Halaman Asli

Surtini Hadi

kebermanfaatan

Purnama Pulau Matak

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku tak mengenalmu

tapi laju perahu yang menjauh dari dermaga

menyisakan nyeri di uluhati

pertemuan-pertemuan kita mungkin telah disengaja waktu

pernah saling membuka buku perjalanan dan tersenyum malu-malu

Sedebu lorong lorong kampong

sehirupan nafas bocah pemetik cengkeh

kepergianmu kerat di tubuh pesakitan berkadar gula tinggi

Mangga dodol di musim selatan dan durian di musim barat

manisnya kurindu seperti legam kulitmu yang berkilat

padu terik matahari dan asin laut yang kau garis dengan perahumu

Kemanapun tujuanmu selanjutnya

membuatku mengutuki pertemuan ini

Mungkin karena kau nelayan

tak lama singgah dan terus berjalan

Mataku menatap jauh ke sulur-sulur senja

menemukan kekhawatiran yang mulai kabut

tentang bulan yang mulai tak penuh

menghitam makin ketengah

sungguh gentar akan kepergianmu

sebab tak ada janji menemui

bila purnama membuat ikan-ikan buruanmu sembunyi

Kepulauan Anambas, 2011

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline