Lihat ke Halaman Asli

Geliat Wisata Anyar Pagerjurang di Lereng Merapi

Diperbarui: 17 Juni 2015   14:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14193397961607712072

Empat tahun lalu, penduduk Merapi   tak pernah mengira kalau hidup harus dimulai  kembali dari nol . Saat erupsi Gunung Merapi di tahun 2010  meluluhlantakkan kampung mereka yang guyub. Kala itu,  Merapi  memuntahkan lahar panas dari  perutnya.  Korban meninggal mencapai  lebih dari 350 orang. Termasuk tokoh karismatik penunggu Merapi, Mbah Maridjan.

Usai penanganan darurat dan pemulihan awal, tahap rehabilitasi dan rekonstruksi dimulai. Didalamnya  mensyaratkan dilakukannya  pemukiman kembali  warga . Kawasan Rawan pun dipetakan .  Sejumlah  warga yang rumahnya rusak dan   masuk   dalam kawasan rawan, diminta untuk berpindah.

Pagerjurang  di Desa Kepuharjo Kecamatan Cangkringan Sleman adalah salah satu lokasi yang dipilihkan untuk penduduk asal Kaliadem . Menjauh puncak Merapi  dan masuk dalam zona aman  Di  barat aliran Sungai Gendol

Rehabilitasi masyarakat dan pemukiman dilakukan melalui pendekatan yang berbasis  partisipasi .  Dimana keseluruhan tahapannya dilakukan bersama dengan masyarakat.  Sejak perencanaan hingga evaluasi.  Para pihak  terkait, membentuk satu struktur tim bersama yang berperan sebagai fasilitator yang dinamai REKOMPAK. Akronim dari Rehabilitasi dan Rekonstruki Masyarakat dan Pemukiman Berbasis Komunitas.  Guna mendampingi masyarakat    selama rehabilitasi dan  rekonstruksi. Didalamnya terdapat kementerian Pekerjaan Umum, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)  didukung oleh  beberapa   negara donor   mitra pembangunan   dalam Java Reconstruction Fund (JRF) dimana World Bank bertindak sebagai trustee . Tim REKOMPAK bekerja bersama dengan Pemerintah Propinsi dan Kabupaten terdampak.

14193398631808852258


Saat ini,  di Pagerjurang,  semuanya nampak wajar.  Yang sedikit  tak lazim , adalah  keteraturan  bentuk  dan jarak antar rumah. Juga kondisi jalan  yang  rapi.  Sesuatu yang tak jamak untuk pemukiman  kampung.

1419339511255686752

Jika ditelisik, bentuk bangunan asli nya persis sama seluruhnya.Terdapat total 135  rumah dibangun disini. Atau  sebagian kecil dari total 2516 hunian yang dibangun untuk warga  terdampak erupsi.  Rumah asli nya berukuran 36 meter persegi. Dibangun diatas lahan masing-masing 100 meter persegi.   Jika  nampak  perbedaan, itu karena pemiliknya sudah melakukan renovasi. Baik  dengan melakukan perubahan pada struktur bangunan, maupun  hanya dengan sentuhan  kecil untuk memperindah rumah dengan mengecat maupun mempercantik halaman rumah dengan tanaman.

Disini, kampung nampak tak ubahnya komplek perumahan  yang dibangun oleh pengembang swasta. Jalan  luas  beralas  paving block.  Tampak taman bermain anak,  masjid  dan gedung serbaguna sebagai fasilitas umum.  Ruang terbuka  hijau menempati areal yang signifikan.

Kehidupan kembali berlangsung normal. Anak- anak  bersekolah, para orang tua kembali beraktivitas.    Untuk mencari nafkah, sebagian mengandalkan hasil susu dari sapi perah  yang diberikan sebagai bantuan.     Para lelaki yang dibantu  oleh kaum perempuan, sehari-hari mencari pakan untuk ternak . Diangkut menuju kandang kolektif milik bersama  Sebagian kecil,  menjadi bagian dari industri wisata Merapi yang dikenal sebagai lava tour.  Pertanian juga masih menjadi sumber mata pemcarian utama.   Bibit tanaman  menjadi pemandangan yang  ditemui,  seperti siap untuk ditaman dilahan milik warga.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline