Ketika melakukan sensus komunitas belajar (Kombel) di setiap sekolah, saya menggunakan instrumen angket dan wawancara. Angket yang berisi 5 pertanyaan mengenai Kombel diisi oleh ketuanya. Adapun pertanyaannya yaitu, 1. Apakah di sekolah bapak/ibu sudah ada Kombel?, 2) kegiatan apa yang dilakukan di kombel?, 3) berapa kali melakukan kegiatan Kombel?, 4) berapa persentase kehadiran guru dan tenaga kependidikan mengikuti Kombel?, 5) bagaimana kehadiran kepala sekolah saat ada kegiatan Kombel?.
Menurut panduan di PMM, komunitas belajar merupakan sekelompok Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) yang belajar bersama, berkolaborasi secara terjadwal dan berkelanjutan dengan tujuan yang jelas serta terukur untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga berdampak pada hasil belajar murid.
Hal ini yang menjadi fokus tujuan Kombel yaitu peserta didik. Berdasarkan hal tersebut, ketika mewawancarai responden muncul jawaban, "sebenarnya kalau membicarakan peserta didik, guru-guru kami hampir setiap hari saat istirahat tentu yang dibicarakan adalah siswa.
Mulai dari karakter, kebutuhan siswa dalam belajar, dan kesulitan dalam memahami materi pembelajaran". Dengan kondisi seperti ini, suatu Kombel dapat dilaksanakan meskipun tanpa jadwal terprogram juga dan kegiatan non formal. Akan tetapi alangkah baiknya, setiap kegiatan diagendakan secara terprogram dan terjadwal rutin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H