Pegal terasa tangan ini, ketika harus menulis t di kertas folio yang jumlah halamannya minimal 2 lembar. Apalagi dalam satu hari tulis tangan sebanyak 12 halaman. Hal ini merupakan kebiasaan yang harus dilestarikan, karena dengan tulis tangan, kemampuan kognitif dan motorik akan terus diasah. Dalam ranah kognitif, otak akan terus bekerja untuk berpikir. Kalimat apa yang harus dituliskan supaya topik utamanya muncul, selain itu menyambungkan antar kalimat menjadi hal yang sangat penting. Supaya terjalin keterhubungan antar kalimat, sehingga membentuk paragraf yang utuh. Dengan tulis tangan ada keuntungan yang didapatkan bila dibandingkan dengan mengetik di word. Sehingga sistem kognitif menjadi aktif.
Sedangkan pada ranah psikomotorik, ada gerakan otot tangan yang bekerja. Hal ini untuk melatih kekuatan otot jari-jemari dan otot bisep serta trisep. Karena kuantitas jumlah halaman yang ditulis akan mempengaruhi daya tahan otot. Sehingga sistem motorik menjadi lebih aktif.
Hal ini berdasarkan pada kebiasaan negara maju yang menggunakan tulisan tangan untuk mendongkrak akademik siswa. Model belajar tradisional menjadi trend kembali di negara maju. Mereka juga mengurangi penggunaan tablet, pencarian online, serta kemampuan mengetik. Sebagai gantinya kini para murid diajak sering memanfaatkan perpustakaan, bertanya langsung pada guru, serta belajar menulis tangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H