Lihat ke Halaman Asli

Suryan Nuloh Al Raniri

Pendidik, Penulis dan Pembicara

Konvensional Vs Digital

Diperbarui: 7 November 2023   15:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Cara mengajar konvensional tidak selamanya jelek, asal sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan semua siswa terakomodir kebutuhannya. Tantangan yang dihadapi sekolah dan siswa, bila memaksakan mengajar menggunakan sentuhan digital akan mengukir waktu. Niat hati ingin tampil wahh, dihadapan siswa. 

Apa daya tidak semua siswa memiliki perangkat yang diperlukan. Akhirnya kembali ke cara konvensional. Seperti yang penulis alami saat akan melakukan Asesmen formatif. Pengalaman memaksakan kehendak, agar semua siswa membawa smartphone ternyata tidak sesuai ekspektasi. Padahal sehari sebelumnya sudah mempersiapkan soal yang diketik di form online. 

Kembali ke penggunaan kertas yang dihemat seminimal mungkin, 1/4 lembar digunakan tiap siswa. Adapun untuk memenuhi diferensiasi, penulis melakukan kodetifikasi pada soal. Soal A, B, C dan D. Sesuai daya serap siswa. 

Akhirnya siswa dapat mengerjakan soal tersebut tanpa terkendala teknologi. Jadi cara konvensional juga dapat memenuhi kebutuhan siswa. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline