Murid-murid begitu antusias saat belajar matematika, meskipun pada jam kritis. Hal ini disebabkan karena strategi yang digunakan guru dalam mengelola kelas. Dimulai dengan menghadirkan jiwa dan raga siswa untuk belajar lewat kegiatan mindfullness, ice breaking dan penggunaan alat peraga konkret.
Pada materi operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat, awalnya murid begitu bingung saat mengoperasikan penjumlahan bilangan bertanda positif (+) dan negatif (-). Akan tetapi, begitu pakai alat peraga sederhana yang memanfaatkan kardus bekas dan tali rapia. Murid bergairah untuk mengerjakan latihan soal yang diberikan guru. Mereka mengangkat tangan untuk kedepan mengerjakannya.
Hanya dengan memajukan dan memundurkan gambar mobil pada kardus bekas dengan relnya tali rapia dan dibawahnya digambarkan garis bilangan, murid jadi lebih paham mengenai operasi penjumlahan dan pengurangan. Tidak terasa waktu 2 jam pelajaran berlalu dan bel pulang telah berbunyi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H