Pada tahun 2045 merupakan Hari Kemerdekaan ke-100 Republik Indonesia, dimana saat itu murid-murid yang sekarang bersekolah di SMP dan SMA sedang berada pada usia produktif.
Oleh sebab itu, mulai dari sekarang harus dipersiapkan dengan sebaik mungkin dengan membekalinya berbagai macam kompetensi diantaranya, literasi dan numerasi, keterampilan abad 21 (kolaborasi, komunikasi, bernalar kritis dan kreatif) serta memiliki karakter profil pelajar pancasila.
Hal tersebut tersaji dalam video implementasi kurikulum merdeka dari Pak Made Pujangga (tersedia pada laman: https://youtu.be/vPN7M3qjhFY) yang bertugas di SMAN 1 Basarang, Kab.Kapuas Provinsi Kalimantan Tengah sebagai sekolah penggerak.
Sebagai sekolah penggerak, pak Basarang mendapatkan keleluasaan dalam menyajikan pembelajarannya, mulai dari capaian pembelajaran yang dapat dicapai dalam satu fase sampai kepada penggunaan asesmen.
Pada awal pembelajaran, Pak Basarang yang mengajar Biologi melakukan asesmen diagnostik. Hal ini dilakukan untuk mengenali keanekaragam peserta didik dalam literasi dan numerasi, gaya belajar dan minat belajarnya. Asesmen yang dilakukan Pak Basarang berbasis digital yang hasilnya dapat langsung dianalisis.
Setelah menganalisis asesmen diagnostik, Pak Basarang mengenali beragam minat murid dalam mempresentasikan hasil belajarnya. Dalam kegiatan presentasi, murid-murid sudah menggunakan platform digital dari canva dan powerpoint.
Ternyata murid Pak Basarang sudah mampu untuk menggunakan platform digital tersebut, hal ini diluar ekspektasinya. Sehingga Pak Basarang dapat belajar dari murid tersebut. Selain dalam pembelajaran dan asesmen, Pak Basarang juga mengoptimalkan komunitas belajar mata pelajaran sekolah untuk menyusun soal Ujian Sekolah, sehingga soal asesmen sumatif yang diberikan pada murid benar-benar sesuai capaian belajarnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H